TOPMEDIA – Berdasarkan data yang dihimpun Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) hingga Juni 2025, total aset investasi industri asuransi jiwa mencapai Rp 551,31 triliun.
Berdasarkan portofolio, instrumen yang mengalami pertumbuhan paling signifikan adalah Surat Berharga Negara (SBN) yang naik 14,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 223,03 triliun.
“(Penempatan investasi pada SBN) ini menjaminkan komitmen industri asuransi jiwa dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional,” ucap Ketua Bidang Pengembangan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) AAJI Handojo Gunawan Kusuma di Jakarta, Jumat (22/8).
Satu strategi perusahaan asuransi jiwa untuk memenuhi liabilitas di masa mendatang adalah dengan penempatan SBN sebagai instrumen investasi jangka panjang.
Selain SBN, industri asuransi jiwa juga menempatkan investasi pada bangunan dan tanah yang meningkat 6,2 persen yoy menjadi Rp 16,99 triliun, serta penyertaan langsung yang tumbuh 7 persen yoy menjadi Rp29,15 triliun.
Kinerja investasi industri asuransi jiwa juga tercatat positif pada instrumen emas yang melonjak 25,9 persen yoy menjadi Rp 5,54 triliun.
Handojo menjelaskan, penempatan investasi di deposito tercatat Rp 33,71 triliun, atau turun 6,8 persen yoy, dengan kontribusi 6,1 persen dari total investasi.
Sementara penempatan investasi pada saham juga menurun 13,6 persen yoy menjadi Rp121,5 triliun.
Meski pasar modal masih berfluktuasi, ia memastikan para pelaku industri asuransi jiwa menerapkan strategi investasi secara hati-hati dan sesuai regulasi dengan mengutamakan perlindungan jangka panjang bagi nasabah.
Ia pun mengajak perusahaan asuransi jiwa untuk meningkatkan edukasi kepada masyarakat.
“Tujuannya agar tidak panik saat terjadi gejolak di pasar modal maupun fluktuasi instrumen lainnya,” pungkasnya. (*)