TOPMEDIA – Di negara maju, perguruan tinggi telah memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian negeri, bahkan mencapai kuadriliun rupiah. Kontribusi perguruan tinggi tersebut yakni melalui riset dan inovasi. Seperti di Amerika Serikat (AS) yang kontribusi perguruan tinggi ke ekonomi sangat besar, yakni mencapai 18% per tahun. Di AS terdapat banyak universitas berkelas dunia, salah satunya Stanford University.
Melalui lulusan, dosen, hingga hasil risetnya, Stanford University menghasilkan kontribusi sebesar USD 2,7 triliun atau Rp 44 kuadriliun ke negara. Selain itu, Stanford juga berkontribusi pada penciptaan 5,4 juta pekerjaan dan 40.000 perusahaan.
“Poin saya sederhana, universitas memacu pertumbuhan ekonomi secara riil, Sebenarnya sudah lebih (jumlah kontribusinya ke negara). Ini dari data tahun 2012, sudah lama sebenarnya,” kata Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie dikutip dari Detik.com, Minggu (24/8/2025).
Lalu ada Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang hasil riset maupun para alumninya berkontribusi terhadap ekonomi sebesar USD 2 triliun atau Rp 32 kuadriliun per tahun. MIT juga berkontribusi pada 4,6 juta pekerjaan dan pembentukan 30.000 perusahaan.
Contoh lainnya yang diberikan Stella adalah kontribusi University of Kansas yang juga luar biasa besar terhadap ekonomi AS mencapai USD 7,8 miliar atau Rp 127 triliun per tahun. Universitas ini juga berkontribusi pada 88.000 lapangan pekerjaan.
“Ini angka-angkanya ini luar biasa, angka-angkanya satu perguruan tinggi, kalau digabung perguruan tinggi di Amerika Serikat akan menghasilkan perekonomian yang luar biasa besar untuk negaranya,” ujar dia.
Sedangkan di Asia, Stella memberikan contoh ekonomi China. Tercatat klaster inovasi dan teknologi menyumbang 13,4% dari total Produk Domestik Bruto (PDB), dengan hanya menggunakan 2.5% dari total lahan konstruksi negara.
Untuk di Indonesia sendiri, Stella menilai bahwa hal yang sama bisa dilakukan oleh perguruan-perguruan tinggi di negara ini. Banyak potensi yang dimiliki Indonesia dan harus dikembangkan lebih lanjut melalui riset yang lebih besar, salah satunya dilakukan lewat perguruan tinggi. Riset-riset lokal ini mampu meningkatkan ekonomi daerah.
“Itulah the beauty of science, the beauty of technology, the beauty of research, dan kita di Indonesia kaya, bukan saja tentang dunia, tetapi juga terutama sekali tentang orangnya, yang bisa memikirkannya, yang bisa mengolahkannya. Itu kita punya, tapi kita harus bangun ekosistemnya,” paparnya dia.
Stella bercerita bahwa dia telah melakukan perjalanan ke sejumlah universitas selama 10 bulan ia menjabat. Ia mengaku sudah mengunjungi 34 universitas di 17 provinsi. Dia berharap para perguruan tinggi itu bisa berkontribusi terhadap ekonomi melalui penelitian mereka. (*)