TOPMEDIA – Buat kita yang hobi berat main game kompetitif kayak Genshin Impact, PUBG Mobile, atau Honkai: Star Rail, tantangan terbesarnya bukan cuma soal skill, tapi juga hardware. Percuma punya koneksi ngebut kalau di tengah war mendadak frame rate turun drastis, atau yang lebih parah, ponsel jadi kompor karena overheat. Nah, kabar baiknya, di tahun ini sudah banyak banget chipset mid-range yang performanya sudah setara flagship beberapa tahun lalu, lho. Kuncinya adalah mencari chipset yang punya kombinasi performa tinggi dengan efisiensi daya yang stabil. Ini dia tiga chipset mid-range paling worth it yang teruji stabil dan minim overheat saat kamu pakai buat mabar game berat berjam-jam.
1. Snapdragon 7+ Gen 2
Chipset dari Qualcomm ini bisa dibilang menjadi standar baru untuk mid-range premium. Snapdragon 7+ Gen 2 dibangun di atas arsitektur 4nm yang sangat efisien, sama seperti chipset flagship mereka. Perpaduan CPU inti Cortex-X2 dan GPU Adreno yang mumpuni membuat chipset ini mampu menjalankan game berat di pengaturan grafis tinggi tanpa harus mengorbankan suhu ponsel.
Salah satu faktor utama yang membuat chipset ini stabil adalah efisiensi dayanya yang superior. Artinya, ia bisa mempertahankan performa puncak (tingkat frame rate tinggi) dalam waktu yang lebih lama sebelum suhu mulai naik dan memaksa sistem menurunkan performa. Ini sangat krusial buat sesi gaming marathon. Pengalaman Genshin Impact di pengaturan menengah hingga tinggi bisa berjalan mulus dengan frame rate yang konsisten.
2. MediaTek Dimensity 8200
MediaTek terus menunjukkan dominasinya di kelas menengah atas, dan Dimensity 8200 adalah buktinya. Chipset ini dikenal memiliki CPU dan GPU dengan clockspeed yang tinggi, dirancang untuk memberikan power mentah yang dibutuhkan game-game dengan grafis paling intensif.
Jika kamu mencari performa grafis yang benar-benar nendang di kelas mid-range, Dimensity 8200 adalah pilihan yang solid. Kecepatannya dalam merender grafis 3D kompleks patut diacungi jempol. Meskipun sedikit lebih boros daya dibandingkan pesaingnya, optimalisasi yang dilakukan oleh pabrikan ponsel pada sistem pendingin membuat Dimensity 8200 tetap menjadi pilihan favorit para gamer yang mengutamakan output frame rate maksimal. Stabilitas frame rate yang ditawarkan saat traffic pertempuran sedang padat adalah nilai jual utamanya.
3. Google Tensor G3
Meskipun lebih dikenal karena kemampuan kecerdasan buatan (AI) dan pengolahan citra fotografinya, chipset Google Tensor G3 yang digunakan pada seri Pixel menawarkan stabilitas unik yang patut diperhitungkan dalam skenario gaming berat. Dibandingkan dua pesaing di atas, Tensor G3 mungkin tidak menawarkan raw power setinggi itu, namun ia unggul dalam integrasi software dan hardware yang mulus.
Berkat optimalisasi mendalam antara chipset dan sistem operasi Android murni, ponsel yang menggunakan Tensor G3 mampu mengelola sumber daya dengan sangat efisien. Alhasil, ia jarang mengalami lag mendadak yang disebabkan oleh masalah software atau background process. Stabilitas ini menciptakan pengalaman gaming yang lancar dan bebas dari bug yang mengganggu. Selain itu, sistem manajemen panasnya cenderung konservatif, menjadikannya pilihan yang sangat baik bagi kamu yang anti banget sama ponsel panas.
Memilih chipset yang tepat adalah investasi penting untuk pengalaman gaming yang optimal. Baik kamu menjatuhkan pilihan pada efisiensi daya dari Snapdragon 7+ Gen 2, power grafis brutal dari MediaTek Dimensity 8200, atau stabilitas software Google Tensor G3, pastikan ponsel yang kamu pilih memiliki sistem pendingin yang mumpuni.
(Respatih)
