Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
FAMILY BUSINESSES

Arisan Branded yang Menghancurkan Bisnis Keluarga (1): Mama dan Dunia Baru

13
×

Arisan Branded yang Menghancurkan Bisnis Keluarga (1): Mama dan Dunia Baru

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi fambus story. (Foto: AI/Gemini)
toplegal

BRAJANTARA Group awalnya berdiri kokoh sebagai perusahaan distribusi bahan bangunan yang sukses. Papa fokus mengembangkan jaringan proyek, sementara Mama mengurus keuangan rumah tangga. Hidup kami stabil, cukup, dan penuh keharmonisan.

Namun segalanya berubah ketika Mama mulai ikut arisan barang branded. Awalnya terlihat biasa saja. Mama mulai mengoleksi tas, jam tangan, dan sepatu bermerek.

ROYALTI MUSIK

Mama bilang itu hanya “selingan sosial,” cara agar bisa menjaga pergaulan dengan ibu-ibu pejabat dan pengusaha lain.

Suatu malam, aku, Brina, melihat Mama pulang dengan sebuah tas mewah baru.

“Mama, tas ini harganya puluhan juta kan? Untuk apa sih sampai beli seperti ini?” tanyaku hati-hati.

Mama tersenyum samar. “Tenang saja, ini bukan beli. Mama dapat giliran arisan. Justru lebih untung, lebih hemat.”

Baca Juga:  Drama Tes DNA Hancurkan Bisnis Keluarga (2): Tuntutan di Meja Hijau

Bram langsung menimpali, nada suaranya keras. “Ma, itu bukan hemat, itu jerat. Kalau arisan macet, yang tanggung siapa? Jangan main-main dengan uang sebesar itu.”

Mama mendengus. “Kalian tidak mengerti. Ini bukan soal tas atau jam tangan. Ini soal gengsi. Kalau Mama tidak ikut, Mama dianggap kecil, tidak dianggap selevel. Nama keluarga kita juga ikut turun.”

Papa yang mendengar percakapan itu hanya menghela napas. “Sudahlah, biar Mama senang. Lagi pula bisnis kita sehat, uangnya cukup.” Kata-kata Papa itulah yang menjadi awal dari bencana.

Semakin lama, arisan itu makin membesar. Tidak hanya tas atau sepatu, tapi juga perhiasan, mobil mewah, bahkan paket perjalanan ke Eropa.

Baca Juga:  Setelah Thailand, Malaysia dan Singapura, Kini QRIS Sudah Bisa Digunakan di Jepang

Mama semakin larut. Ia bangga setiap kali memamerkan barang barunya di media sosial. Sementara itu, arus kas perusahaan perlahan mulai terganggu karena Mama sering “meminjam dulu” dari rekening bisnis untuk menutup setoran arisan.

Aku tahu, arisan ini bukan lagi permainan. Ini adalah bom waktu yang siap meledak di tengah keluarga Brajantara.

(Bersambung ke Series 2: Arisan macet, cicilan menumpuk, dan bisnis keluarga mulai terseret ke jurang utang)

TEMANISHA.COM