TOPMEDIA – Guys sebagai anak muda yang tech-savvy, kamu pasti sering banget dengar dua nama ini kalau ngobrolin smartphone: Snapdragon dan MediaTek. Mereka memang pemain utama di pasar Android, dan spesifikasi HP seringkali diukur dari seberapa tangguh chipset dari dua pabrikan ini. Tapi, tahukah kamu kalau dunia dapur pacu smartphone itu jauh lebih luas dari yang kita kira? Ada beberapa produsen lain yang serius banget mengembangkan chipset sendiri, menawarkan inovasi unik, efisiensi daya, dan tentu saja, performa yang sama sekali nggak bisa dipandang sebelah mata.
Buat kamu yang lagi mencari HP Android dengan pengalaman yang berbeda, atau sekadar ingin tahu lebih dalam tentang teknologi di balik layar ponselmu, yuk kita bedah lima chipset yang terbukti tangguh dan patut diperhitungkan selain duo raksasa tersebut.
1. Samsung Exynos
Samsung, sebagai salah satu produsen smartphone terbesar di dunia, tentu punya alasan kuat untuk mengembangkan chipset-nya sendiri, yaitu Exynos. Chipset ini biasanya digunakan pada perangkat flagship Samsung, terutama di beberapa pasar global. Keunggulan utama Exynos terletak pada integrasi yang sangat mendalam dengan hardware dan software Samsung itu sendiri. Hal ini menghasilkan optimasi yang superior, terutama pada kamera dan fitur konektivitas 5G.
Exynos sering menonjol dalam kemampuan pemrosesan gambar (ISP) dan kecerdasan buatan (AI). Generasi terbaru seperti Exynos 2400 bahkan berani menantang performa flagship pesaing, memberikan experience gaming dan multitasking yang mulus. Ini adalah pilihan tepat buat kamu yang mencari HP dengan ekosistem terpadu dan performa kelas atas yang sudah teruji.
2. Google Tensor
Sejak tahun 2021, Google memutuskan untuk terjun langsung ke arena chipset dengan merilis Google Tensor yang eksklusif digunakan pada seri Pixel. Langkah ini menunjukkan ambisi besar Google untuk mengendalikan sepenuhnya pengalaman pengguna, terutama di sektor Kecerdasan Buatan (AI) dan Machine Learning. Tensor dirancang bukan untuk memenangkan adu kecepatan mentah di atas kertas, tetapi untuk mengoptimalkan tugas-tugas real-time berbasis AI.
Kehebatan Google Tensor ada pada fitur-fitur unik seperti terjemahan real-time di perangkat, kemampuan olah foto yang sangat canggih (seperti Magic Eraser), dan keamanan data yang terintegrasi. Jadi, kalau kamu mencari smartphone yang “pintar” dan cepat dalam hal pemrosesan AI, Google Tensor adalah juaranya.
3. Huawei Kirin
Meskipun menghadapi tantangan global, Kirin yang dikembangkan oleh HiSilicon (anak perusahaan Huawei) tetap diakui sebagai salah satu chipset dengan desain paling inovatif di industri. Sebelum adanya pembatasan, chipset Kirin selalu menjadi rival kuat Snapdragon, terkenal karena efisiensi daya yang luar biasa dan performa grafis yang stabil.
Chipset Kirin, terutama model flagship lamanya, unggul dalam manajemen daya dan kemampuan jaringan. Huawei berinvestasi besar pada arsitektur NPU (Neural Processing Unit) yang kuat, membuat ponsel yang ditenagai Kirin sangat efisien dalam menjalankan aplikasi berat dan bermain game dalam durasi panjang.
4. Unisoc T-Series
Mungkin namanya belum sepopuler yang lain, tapi Unisoc (khususnya seri T, seperti T610 atau T760) sedang naik daun, terutama di segmen entry-level hingga menengah. Mereka fokus menawarkan spesifikasi yang mumpuni dengan harga yang sangat terjangkau. Banyak brand smartphone yang mulai melirik Unisoc sebagai alternatif yang efisien biaya.
Chipset Unisoc menawarkan konektivitas 4G/5G yang stabil dan kinerja yang cukup andal untuk kegiatan sehari-hari, scrolling media sosial, hingga bermain game ringan. Ini adalah solusi budget-friendly yang ideal buat kamu yang butuh HP harian tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam untuk membeli chipset premium.
5. Custom Chip dari Brand Lain (Contoh: Vivo V Series Chip)
Beberapa produsen lain mulai mengikuti tren dengan mengembangkan chip pendamping kustom mereka sendiri, seperti Vivo dengan seri V chip (contoh: Vivo V3 chip). Meskipun chip ini tidak berfungsi sebagai System on Chip (SoC) utama, perannya sangat krusial, terutama di sektor yang sangat diutamakan Gen Z: fotografi dan videografi.
Chip kustom ini bertugas secara spesifik untuk memproses algoritma gambar yang kompleks, seperti stabilization video, noise reduction dalam kondisi minim cahaya, dan peningkatan warna. Dengan adanya chip pendamping ini, hasil foto dan video ponsel menjadi jauh lebih baik, memberikan hasil yang aesthetic dan siap diunggah ke media sosial.
Jadi, nggak melulu soal Snapdragon dan MediaTek, kan? Dunia chipset Android itu dinamis banget, di mana setiap brand berusaha memberikan nilai tambah yang berbeda. Mulai dari chip yang super pintar dalam AI seperti Google Tensor, chip yang terintegrasi sempurna di Samsung Exynos, hingga opsi budget yang worth it dari Unisoc. Memahami perbedaan ini akan membuat kamu lebih cerdas saat memilih smartphone selanjutnya.
(Respatih)

















