TOPMEDIA – Surabaya tengah mengalami lonjakan signifikan dalam penggunaan mobil listrik. Pemandangan kendaraan berbasis baterai ini semakin umum dijumpai di jalan-jalan utama kota, mulai dari kendaraan pribadi hingga armada operasional perusahaan dan instansi pemerintah. Antusiasme masyarakat terhadap kendaraan listrik semakin meningkat seiring kampanye ramah lingkungan dan insentif dari pemerintah pusat.
Pemerintah Kota Surabaya turut mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik, salah satunya dengan uji coba bus listrik yang melibatkan berbagai pihak. Tidak hanya itu, permintaan terhadap kendaraan listrik di Surabaya tercatat tumbuh pesat seiring dengan tren nasional yang mencatatkan pertumbuhan penjualan mobil listrik lebih dari dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Sebagai respons atas pertumbuhan ini, infrastruktur pendukung berupa Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) mulai banyak dibangun di Surabaya. PLN menjadi salah satu pihak utama yang mengembangkan jaringan pengisian daya, dengan menempatkan SPKLU di berbagai titik strategis seperti Jalan Dr. Soetomo, Grand City Mall, Ketintang, dan Gubeng. Tak hanya itu, beberapa pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran kini juga menyediakan fasilitas pengisian listrik sebagai bagian dari dukungan terhadap ekosistem kendaraan listrik.
Di kawasan perumahan elit seperti CitraLand, pihak pengelola bahkan telah memasang charger mobil listrik secara mandiri. Terdapat dua unit charger listrik yang tersedia 24 jam dengan tarif terjangkau, dan pemanfaatannya terus meningkat seiring jumlah penghuni yang sudah beralih ke kendaraan listrik.
PLN mencatat pertumbuhan penggunaan SPKLU meningkat drastis, terutama pada momen mudik Lebaran 2025, yang mengalami lonjakan hampir lima kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menjadi indikator bahwa pengguna kendaraan listrik mulai merasa percaya diri melakukan perjalanan jauh karena ketersediaan pengisian daya makin merata.
Meski demikian, tantangan tetap ada. Rasio jumlah kendaraan listrik dengan stasiun pengisian masih belum ideal jika dibandingkan dengan standar global. Selain itu, distribusi SPKLU masih terpusat di Pulau Jawa, sementara wilayah lain masih minim infrastruktur. Namun, dengan target penambahan ribuan SPKLU oleh PLN hingga akhir 2025, diharapkan ekosistem kendaraan listrik akan semakin matang dan merata secara nasional.
Peredaran masif mobil listrik di Surabaya dan pembangunan sarana pengisian yang tersebar di berbagai titik menjadi bukti bahwa transisi menuju era kendaraan ramah lingkungan bukan lagi sekadar wacana, melainkan sudah menjadi kenyataan yang terus berkembang.
