TOPMEDIA – Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Balai Kota Surabaya diwarnai sebuah insiden yang mencuri perhatian.
Dalam momen sakral pengibaran bendera Merah Putih, bendera terpasang terbalik. Hal ini langsung menjadi sorotan banyak pihak, termasuk anggota DPRD Jawa Timur, Liliek Hendrawati.
Menurut Liliek, insiden ini bukan sekadar kesalahan teknis. Melainkan pengingat penting bagi semua pihak.
Ia menekankan bahwa pengibaran bendera adalah puncak dari upacara kemerdekaan. Sebuah ritual sakral yang melambangkan penghormatan tertinggi kepada para pahlawan dan persatuan bangsa.
“Maka setiap detail, sekecil apa pun, perlu dikerjakan dengan penuh kecermatan, disiplin dan kehati-hatian. Sebab, pengibaran bendera itu adalah puncak seremoni dari upacara Hari Kemerdekaan,” ungkapnya.
Sebagai ketua Fraksi PKS DPRD Jatim, Liliek memahami bahwa kesalahan bisa saja terjadi, meskipun para anggota Paskibraka telah berlatih keras.
Ia meyakini tidak ada niat sengaja dari para petugas. Justru, insiden ini mengajarkan kita tentang pentingnya ketelitian dan ketenangan terutama saat berada di bawah tekanan.
“Namun justru karena latihan panjang itulah, kita belajar bahwa kesempurnaan upacara sangat ditentukan oleh ketelitian dan ketenangan,” tambahnya.
Meskipun terjadi insiden, Liliek tetap memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh anggota Paskibraka.
Menurutnya, mereka adalah putra-putri terbaik yang telah berjuang keras untuk tampil sempurna. Kejadian ini, menurut Liliek, harus dijadikan sebagai pengingat (reminder) bagi semua.
Ia berharap insiden ini menjadi pelajaran berharga untuk masa depan, bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan dengan teliti, penuh tanggung jawab, dan dilandasi rasa hormat yang mendalam.
“Semoga Surabaya selalu memberi teladan terbaik dalam menjaga kehormatan Merah Putih,” tutupnya, seraya berharap semangat Merah Putih terus berkibar dengan sempurna di kota-kota lain. (*)