TOPMEDIA – Rencana pertarungan antara Anthony Joshua dan Jake Paul tengah menjadi sorotan publik dunia. Duel yang dianggap tidak masuk akal oleh sebagian penggemar ini justru berpotensi menjadi salah satu laga paling ramai ditonton dalam sejarah tinju.
Kombinasi antara nama besar Joshua dan kekuatan media sosial Jake Paul diyakini akan menciptakan ledakan penonton, apalagi jika disiarkan lewat platform seperti Netflix.
Anthony Joshua, mantan juara dunia kelas berat dua kali dengan rekor 28 kemenangan dan 4 kekalahan (25 KO), dikabarkan bisa menghadapi Jake Paul, mantan YouTuber yang kini berkarier sebagai petinju profesional dengan rekor 12-1 (7 KO) pada awal 2026.
Popularitas Paul di dunia digital tak bisa diabaikan. Lebih dari 20 juta pelanggan YouTube, hampir 19 juta pengikut TikTok, hampir 29 juta di Instagram, dan jutaan lagi di platform X.
Secara angka, Paul bahkan mengungguli popularitas Joshua maupun banyak petinju top dunia lain.
Namun, banyak pihak mempertanyakan kelayakan laga ini. Gareth A. Davies, salah satu pengamat tinju terkemuka, menyebut duel ini sebagai “tabrakan mobil yang tak terhindarkan.”
Menurutnya, Jake Paul tidak memiliki pengalaman dan kemampuan cukup untuk menghadapi petinju kelas berat seperti Joshua. Meskipun Joshua saat ini juga tidak sedang berada di puncak kariernya.
Davies bahkan menilai pertarungan ini seharusnya tidak mendapatkan izin resmi karena bisa membahayakan keselamatan Jake Paul. Meski demikian, dalam industri tinju modern, laga seperti ini bukan hal baru.
Sebelumnya, Anthony Joshua dan Tyson Fury sama-sama bersedia naik ring menghadapi Francis Ngannou, mantan petarung UFC yang baru merambah tinju. Hal ini menunjukkan bagaimana aspek bisnis dan daya tarik penonton semakin mendikte jalannya pertandingan olahraga.
Davies menambahkan, walau pertarungan ini terkesan “gila,” namun secara komersial, duel Joshua-Paul bisa sangat menguntungkan bagi keduanya.
Bagi Joshua, ini bisa menjadi laga mudah dengan keuntungan besar. Bagi Paul, ini adalah kesempatan untuk membuktikan diri di panggung terbesar meski risikonya tinggi. (*)
