TOPMEDIA – Menteri Kebudayaan RI (Menbud), Fadli Zon melanjutkan rangkaian kunjungan kerja di Provinsi Maluku dengan meninjau tiga situs sejarah penting di Hila-Kaitetu, Maluku Tengah, yaitu Benteng Amsterdam, Gereja Immanuel, dan Masjid Tua Wapauwe.
Kunjungan sebagai penguatan upaya pelestarian warisan budaya di wilayah Maluku Tengah yang sejak berabad-abad lalu dikenal sebagai pusat aktivitas dunia dalam perdagangan rempah.
Fadli Zon mengatakan, di lokasi Benteng Amsterdam, bahwa situs ini merupakan titik strategis yang merekam fase awal kedatangan bangsa Portugis dan Belanda di Maluku.
Maluku menjadi pusat perdagangan, pemantauan, dan aktivitas ekspedisi Eropa pada masa kejayaannya.
“Benteng Amsterdam ini adalah salah satu benteng yang masih berdiri dengan kokoh. Portugis pertama kali masuk ke wilayah ini. Benteng ini pernah menjadi tempat tinggal, lokasi pemantauan, hingga pusat rempah-rempah. Kemudian dilanjutkan penggunaannya oleh Belanda. Rumphius, ilmuwan asal Jerman, juga pernah menempati lokasi ini,” ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Sabtu (29/11/2025).
Fadli Zon juga mengunjungi Gereja Immanuel yang berada dalam satu kawasan bersejarah Benteng Amsterdam. Gereja yang diperkirakan berdiri sejak tahun 1512 ini menjadi saksi awal perjumpaan masyarakat Maluku dengan bangsa Eropa.
Kementerian Kebudayaan Fadli Zon telah melakukan rehabilitasi struktural bangunan, meliputi perbaikan kayu, dinding, dan atap.
“Gereja ini sedang direhabilitasi oleh Kementerian Kebudayaan. Kayu, dinding, dan atapnya sudah hampir selesai,” jelas Fadli Zon.
Lanjut ke Masjid Tua Wapauwe, masjid tertua di Maluku yang dibangun pada tahun 1414. Masjid ini menjadi bukti perkembangan awal Islam di Maluku sekaligus contoh arsitektur tradisional yang dibangun tanpa paku dengan memanfaatkan bahan-bahan alam setempat.
“Arsitektur masjid ini luar biasa, karena masih menggunakan bahan dari daerah ini dan dibangun tanpa paku. Semua konstruksinya tradisional dan tetap terjaga,” ujar Fadli Zon.
Politisi Gerindra ini juga meninjau tiang alif, elemen utama dan simbol awal pembangunan masjid, termasuk replika barunya yang dibuat dari kayu besar dengan anyaman daun sagu.
Fadli Zon menegaskan soal pentingnya pemeliharaan berkala, terutama pada bagian atap yang membutuhkan perawatan setiap 10-20 tahun. Masjid ini diketahui masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah.
Kementerian Kebudayaan menegaskan komitmen pemerintah dalam memelihara dan memajukan situs-situs sejarah yang menjadi bagian penting perjalanan peradaban bangsa.
Upaya pelestarian di Maluku tak hanya bertujuan menjaga nilai historisnya, namun juga memastikan warisan budaya ini tetap terjaga.
Hadir dalam kunjungan tersebut, Plh. Sekretaris Daerah Provinsi Maluku, Kasrul Selang; Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Sarlota Singerin; serta Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku, Achmad Jais.
Turut mendampingi Fadli Zon, antara lain Staf Khusus Menteri Bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayuda; Direktur Sejarah dan Permuseuman, Agus Mulyana; serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XX Maluku, Dody Wiranto. (*)



















