TOPMEDIA – Kamu merasa performa gaming PC kamu kok gitu-gitu aja, padahal Graphic Card (VGA) yang baru kamu beli udah yang paling hype dan mahal? Udah upgrade VGA, tapi Frame Rate per Second (FPS) mentok di angka yang sama. Kalau iya, ada kemungkinan besar kamu sedang mengalami PC Bottleneck—dimana salah satu komponen utama PC kamu menjadi “botol” atau penghambat kinerja komponen lain. Dan seringkali, biang keladinya adalah CPU atau Prosesor yang sudah ketinggalan zaman dan tidak mampu mengimbangi kecepatan VGA terbaru kamu.
Bingung bagaimana cara memastikan prosesor kamu benar-benar menjadi penghalang bagi potensi penuh VGA? Jangan khawatir! Kamu tidak perlu jadi ahli teknis untuk mengetahui jawabannya. Berikut adalah tiga cara paling simpel dan akurat untuk mendeteksi apakah prosesor kamu sedang menghambat kinerja Graphic Card kesayanganmu.
1. Perhatikan Penggunaan CPU dan GPU Secara Real-Time
Cara pertama dan termudah adalah dengan memantau penggunaan kedua komponen utama ini saat kamu menjalankan beban kerja terberat, misalnya saat bermain game AAA terbaru. Untuk memantau ini, kamu bisa menggunakan software monitoring populer seperti MSI Afterburner dengan fitur RivaTuner Statistics Server (RTSS) yang memungkinkan kamu melihat statistik overlay langsung di dalam game.
Buka game favoritmu dengan pengaturan grafis tinggi. Setelah game berjalan, lihat angka persentase penggunaan (Usage) pada CPU dan GPU yang ditampilkan di sudut layar.
Tanda Bottleneck CPU Jika kamu melihat Penggunaan GPU (VGA) berada di angka rendah, misalnya hanya 40% hingga 70%, sementara Penggunaan CPU melonjak tinggi, mendekati atau bahkan mencapai 90% hingga 100%, ini adalah indikasi kuat adanya bottleneck dari sisi prosesor. Prosesor kamu sudah “kepayahan” mengirim instruksi ke VGA, sehingga VGA tidak bisa mencapai potensi maksimumnya.
2. Uji Coba Pengaturan Resolusi dan Kualitas Grafis
Teknik ini memanfaatkan fakta bahwa beban kerja CPU dan GPU dipengaruhi oleh resolusi dan kualitas grafis. Beban CPU cenderung tetap, sementara beban GPU sangat sensitif terhadap perubahan resolusi dan detail visual.
Langkah Uji Coba Mainkan game yang sama dengan dua skenario berbeda. Pertama, atur kualitas grafis ke yang paling rendah (Low) pada resolusi yang kamu gunakan (misalnya 1080p). Kedua, naikkan kualitas grafis ke yang paling tinggi (Ultra) pada resolusi yang sama.
Tanda Bottleneck CPU Jika Frame Rate per Second (FPS) yang kamu dapatkan tidak berubah secara signifikan antara pengaturan rendah dan tinggi, itu tandanya CPU kamu sudah mencapai batas kemampuannya. Jika kinerja dibatasi oleh GPU, seharusnya FPS akan turun drastis saat kamu menaikkan kualitas grafis. Ketika FPS stagnan meskipun kualitas grafis dinaikkan, artinya CPU kamu sudah mentok dan menjadi batas kecepatan keseluruhan sistem, mengabaikan kemampuan VGA yang sebenarnya masih bisa bekerja lebih keras.
3. Lakukan Eksperimen Pengujian dengan Benchmark CPU Khusus
Meskipun monitoring real-time sudah cukup akurat, menggunakan benchmark khusus dapat memberikan data yang lebih terperinci dan objektif. Software benchmark seperti 3DMark atau Cinebench dapat digunakan untuk mengisolasi dan menguji performa kedua komponen secara terpisah.
Penggunaan 3DMark Beberapa benchmark 3DMark menawarkan pengujian khusus untuk melihat performa VGA dan Prosesor. Perhatikan skor yang didapatkan. Jika skor VGA (Graphics Score) jauh lebih tinggi daripada skor Prosesor (Physics Score atau CPU Score), ini mengindikasikan ketidakseimbangan sistem yang berujung pada bottleneck.
Penggunaan Cinebench Cinebench menguji kemampuan rendering murni dari CPU. Meskipun bukan tes gaming, skor yang sangat rendah di Cinebench dapat menjadi red flag bahwa prosesor kamu sudah terlalu tua atau lambat untuk mengimbangi VGA modern. Lakukan perbandingan skor CPU kamu dengan skor benchmark rata-rata di internet.
Mengetahui bottleneck ini penting agar upgrade PC kamu nggak sia-sia. Dengan memantau persentase penggunaan CPU yang mentok di 100% sementara GPU masih santai-santai, kamu bisa cepat mendeteksi masalahnya. Jangan biarkan VGA mahalmu jadi “korban” dari prosesor yang sudah ketinggalan zaman. Setelah fix CPU-nya, dijamin pengalaman gaming atau editing-mu akan melesat jauh lebih mulus dan memuaskan.
(Respatih)



















