TOPMEDIA – Peristiwa rasisme kembali mencoreng wajah Premier League pada pekan perdana saat Liverpool menjamu Bournemouth di Anfield Stadium, Jumat (15/8/2025).
Seorang pria difabel berusia 47 tahun bernama Mark Mogan kedapatan menghina Antoine Semenyo ketika penyerang Bournemouth itu hendak melakukan lemparan ke dalam.
Rekaman televisi memperlihatkan kejadian tersebut pada menit ke-29, tepat ketika Semenyo berinteraksi dengan penonton yang menggunakan kursi roda.
Tidak butuh waktu lama bagi pihak berwenang untuk mengidentifikasi Mogan. Polisi Merseyside bergerak cepat, dan pada jeda pertandingan, pria tersebut langsung dikawal keluar stadion.
Mogan diketahui sebagai pemegang tiket musiman Liverpool. Ia hidup bersama ibunya di sebuah bungalow perumahan sosial.
Sejak lahir, ia menyandang disabilitas dengan kondisi medis tertentu dan menerima tunjangan dari pemerintah Inggris.
Meski begitu, tindakannya di Anfield membuat dirinya harus berhadapan dengan hukum.
Polisi Merseyside pada Sabtu (16/8) resmi menahannya dengan tuduhan melakukan pelecehan rasis.
Namun, ia dibebaskan dengan jaminan bersyarat selama tiga bulan sambil menunggu proses penyelidikan.
Sebagai bagian dari syarat jaminan, Mogan dilarang menghadiri pertandingan sepak bola di stadion manapun dan wajib melapor kembali pada November.
Liverpool dalam pernyataan resminya menegaskan sikap tegas terhadap kasus ini.
“Kami mengetahui adanya tuduhan pelecehan rasis selama pertandingan melawan AFC Bournemouth. Kami mengutuk rasisme dan diskriminasi dalam segala bentuknya. Hal itu tidak memiliki tempat dalam masyarakat maupun sepak bola,” tulis klub di laman resminya.
Jika terbukti bersalah, Liverpool akan menjatuhkan larangan permanen bagi Mogan untuk menyaksikan laga The Reds di stadion.
Umpatan rasis tersebut membuat suasana di tribun terkejut. Wasit Anthony Taylor sempat menghentikan jalannya laga untuk berkoordinasi dengan match commissioner serta kedua pelatih.
Meski sempat terganggu, Antoine Semenyo tampil gemilang dengan mencetak dua gol untuk Bournemouth.
Namun, kemenangan personal sang striker ternodai oleh insiden diskriminasi yang kembali menjadi sorotan publik sepak bola Inggris. (*)