TOPMEDIA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus mendorong penguatan ekosistem industri animasi Indonesia agar semakin dikenal, baik di dalam maupun luar negeri. Salah satu caranya adalah dengan memperluas promosi serta menjalin kolaborasi lintas sektor.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Irene Umar, mengatakan industri animasi nasional perlu keluar dari “gelembungnya” sendiri agar bisa berkembang lebih besar. “Diperlukan cara-cara yang kreatif dan antimainstream supaya ekosistem animasi tidak hanya berputar di kalangan internal, tapi juga dikenal masyarakat luas,” ujarnya, Rabu (15/10).
Irene menjelaskan, Kemenparekraf berkomitmen mendampingi para pemilik intellectual property (IP) lokal yang berpotensi dengan membuka peluang kolaborasi bersama berbagai pihak. Tujuannya, agar dukungan yang diberikan tidak bersifat sementara, melainkan berkelanjutan dan membantu studio animasi tumbuh secara mandiri.

Sebagai langkah nyata, Kemenparekraf akan memfasilitasi penayangan teaser film “Kelly si Kelinci” karya Little Bunns Studio, di Lippo Mall Nusantara. Acara tersebut menjadi bagian dari rangkaian Hari Ekonomi Kreatif Nasional pada Oktober ini.
“Penayangan ini bukan sekadar unjuk kemampuan teknis, tetapi juga ajang untuk memperkenalkan kapasitas dan kreativitas studio animasi lokal,” kata Irene. Ia menambahkan, kerja sama dengan sejumlah mal seperti Lippo Mall Nusantara yang memiliki layar LED besar menjadi salah satu strategi promosi yang efektif.
Little Bunns Studio, yang berbasis di Yogyakarta, merupakan salah satu alumni program Inkubasi Bisnis Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar Klaster Animasi tahun 2024. Studio ini bergerak di bidang jasa animasi, pengembangan IP, dan pembuatan iklan. Saat ini, mereka tengah mengembangkan proyek unggulan berupa karakter animasi Kelly si Kelinci.
Selain itu, Kemenparekraf juga memperkenalkan Ekraf Hunt, sebuah platform digital yang menampilkan katalog karya kreator Indonesia. Melalui situs resmi, platform ini menjadi wadah promosi bagi IP lokal agar bisa menjangkau peluang komersialisasi di tingkat nasional maupun global.
Fikri Ediputra Cahyanto, pendiri Little Bunns Studio, menyambut baik inisiatif kolaborasi tersebut. Ia menilai dukungan Kemenparekraf membuka peluang baru untuk memperluas jaringan, meningkatkan visibilitas karya, serta menjajaki kemitraan strategis di dunia animasi.
“Lewat karakter Kelly si Kelinci, kami ingin menyampaikan nilai-nilai positif seperti persahabatan, kepedulian lingkungan, dan semangat eksplorasi kepada anak-anak generasi alpha. Kami senang karena melalui diskusi dengan Bu Irene, banyak ide inspiratif yang bisa membantu mewujudkan visi itu,” kata Fikri.
Melalui berbagai upaya ini, Kemenparekraf menegaskan komitmennya dalam memperkuat industri animasi nasional—mulai dari fasilitasi, promosi, hingga perluasan akses pasar. Dukungan terhadap Little Bunns Studio diharapkan menjadi contoh nyata sinergi antara pemerintah dan pelaku kreatif dalam mendorong animasi Indonesia bersaing di kancah global. (*)