TOPMEDIA-Kota Surabaya kembali mencatat prestasi gemilang setelah meraih Juara Pertama Kategori Inovasi Daerah pada INotek Award Provinsi Jawa Timur 2025.
Penghargaan ini diberikan berkat inovasi Kampung Semanggi, program pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi Camat Benowo bersama warga RW 3 Kelurahan Sememi.
Keberhasilan tersebut semakin lengkap dengan masuknya tiga inovasi lain dari Surabaya dalam daftar Top 15 INotek Award 2025.
Ketiganya adalah Kampung Wisata Ketandan (Kategori Sosial Kependudukan), ASIAP Abon Ikan Asap (Kategori Agribisnis & Energi Terbarukan), serta MeccaBot AI (Kategori Teknologi Berbasis Website/Mobile).
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjelaskan bahwa Kampung Semanggi terbukti menjadi contoh sukses pemberdayaan masyarakat melalui produk kuliner tradisional.
Diresmikan sebagai Kampung Berseri Astra (KBA) pada 2021, inovasi ini tidak hanya mengembangkan pecel semanggi, tetapi juga berbagai produk turunan seperti cookies, putri salju, peyek, stick, jus, nugget, pudot, tahu bakso, cilok, cireng, hingga semanggi instan.
Dampaknya sangat nyata. Lebih dari 120 pedagang pecel semanggi terlibat aktif menggerakkan ekonomi lokal, bahkan produk semanggi instan telah menembus pasar Australia.
Keunikan kuliner ini juga diperkuat dengan ditetapkannya Pecel Semanggi Suroboyo sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Kemendikbud pada 2022, serta penerapan empat pilar KBA, termasuk program pencegahan stunting.
Eri Cahyadi menyampaikan apresiasi atas capaian ini. Menurutnya, keberhasilan Surabaya di INotek Award mencerminkan semangat kolaborasi dan gotong royong antara pemerintah dan masyarakat.
Kepala Bappedalitbang Surabaya, Irvan Wahyudradjat, menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari strategi penguatan ekosistem inovasi melalui pendekatan heptahelix: pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, media, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.
Bappedalitbang juga memberikan pendampingan menyeluruh kepada inovator, mulai dari penyusunan ide hingga implementasi dan replikasi. Irvan menyebut keberhasilan Surabaya menjadi indikasi bahwa manajemen inovasi daerah sudah berada pada jalur yang tepat.
Ia memaparkan kembali tiga inovasi Surabaya yang masuk Top 15:
Kampung Wisata Ketandan, destinasi heritage yang menjaga arsitektur kolonial dan melibatkan lebih dari 40 UMKM.
ASIAP Abon Ikan Asap, inovasi pengolahan ikan asap bernilai tambah dengan pendekatan ekonomi hijau.
MeccaBot AI, aplikasi kecerdasan buatan yang menjadi pendamping digital jamaah haji dan umrah, dengan lebih dari 7.000 unduhan.
Irvan menegaskan bahwa keempat inovasi ini membuktikan Surabaya sebagai kota yang terus memimpin pengembangan inovasi di Indonesia timur.
“Prestasi ini menunjukkan bahwa Surabaya mampu melahirkan solusi kreatif yang benar-benar meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.



















