Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
FAMILY BUSINESSES

Drama Tes DNA Hancurkan Bisnis Keluarga (2): Tuntutan di Meja Hijau

11
×

Drama Tes DNA Hancurkan Bisnis Keluarga (2): Tuntutan di Meja Hijau

Sebarkan artikel ini
toplegal

BEBERAPA hari setelah kemunculan di kantor pusat, Lestari benar-benar membawa masalah ini ke ranah hukum.

Ia datang bersama kuasa hukumnya mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri.

TOP LEGAL PRO

Tuntutannya jelas. Anak yang ia bawa harus diakui sebagai anak sah Papa, sekaligus berhak atas saham Brajantara Construction.

Sidang pertama membuat kami semua tegang. Ruang pengadilan penuh, wartawan mulai meliput, dan nama keluarga kami mulai masuk ke berita lokal.

Lestari duduk percaya diri di kursi penggugat, sementara anak laki-lakinya tampak kikuk di sampingnya.

Papa duduk di barisan depan dengan wajah kaku. Mama mendampingi di sampingnya seraya menunduk, berusaha menyembunyikan kesedihan.

Pengacara Lestari bicara lantang. “Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46 Tahun 2010, anak di luar perkawinan berhak mendapatkan hubungan perdata dengan ayah biologisnya jika dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan, yaitu tes DNA. Kami menuntut agar pengadilan memerintahkan tes DNA untuk membuktikan bahwa anak ini adalah darah daging tergugat.”

Baca Juga:  Keserakahan Kakak Hancurkan Bisnis Keluarga 30 Tahun (7): Rahasia Keluarga yang Terbuka ke Publik

Suasana hening sesaat. Hakim menatap ke arah Papa. “Apakah Saudara bersedia menjalani tes DNA?” tanya hakim.

Papa menarik napas panjang, lalu mengangguk. “Kalau itu yang harus dilakukan untuk membuktikan kebenaran, saya bersedia.”

Aku yang duduk di bangku pengunjung menggenggam tangan Mama erat-erat. Air matanya menetes tanpa suara.

Bram berbisik kesal, “Ini semua memalukan. Kita seharusnya tidak perlu sampai dibawa ke pengadilan.”

Bruno menimpali dengan nada getir. “Kalau Papa tidak jujur dari awal, semua ini tidak akan terjadi.”

Di luar ruang sidang, wartawan berkerumun, menyorot kamera, dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan pedas.

“Apakah benar anak ini pewaris sah Brajantara Construction?”

“Apakah keluarga besar Brajantara retak karena orang ketiga?”

Hari itu aku sadar, bukan hanya bisnis konstruksi kami yang dipertaruhkan, tapi juga kehormatan keluarga. Dan kini, semua bergantung pada satu hal yakni hasil tes DNA.

Baca Juga:  Kutukan Generasi ke-3, Pertarungan Kepemimpinan di Perusahaan Keluarga (2): Proyek Tanpa Restu

(Bersambung) 

TEMANISHA.COM