Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
EDUTECH

Bisa Bersaing dengan Android, 4 Merek HP yang Punya OS Sendiri

11
×

Bisa Bersaing dengan Android, 4 Merek HP yang Punya OS Sendiri

Sebarkan artikel ini
toplegal

TOPMEDIA – Sebagai pengguna smartphone, pasti telinga kamu sudah sangat akrab dengan dua nama besar di dunia sistem OS Android dan iOS. Hampir semua HP di dunia ini dikuasai oleh dua raksasa tersebut. Tapi, pernahkah kamu membayangkan kalau ada merek-merek HP yang diam-diam berani keluar dari zona nyaman dan mengembangkan Sistem Operasi (OS) mereka sendiri?

Bukan sekadar skin atau tampilan antarmuka yang dimodifikasi dari Android, lho. Mereka membangun OS dari nol dengan ambisi untuk menciptakan ekosistem yang lebih terintegrasi, aman, dan pastinya unik. Langkah ini jelas menunjukkan upaya serius untuk mendobrak dominasi yang sudah berlangsung lama. Pertanyaannya, apakah OS buatan sendiri ini punya potensi besar untuk bersaing dan menggeser Android di pasar? Yuk, kita bedah empat merek HP yang berani mengambil langkah berisiko ini.

HALAL BERKAH

1. HarmonyOS oleh Huawei
Setelah menghadapi berbagai tantangan global yang memaksa mereka menjauh dari layanan Google (GMS) pada Android, Huawei tidak menyerah. Mereka justru melahirkan HarmonyOS (Hongmeng OS). OS ini bukan sekadar pengganti, melainkan sebuah platform cross-device yang dirancang untuk menyatukan smartphone, tablet, jam tangan pintar, hingga peralatan rumah tangga dalam satu ekosistem yang mulus.

Baca Juga:  5 Smartwatch Paling Kekinian yang Jadi Incaran Utama Gen Z di Tahun 2025

HarmonyOS diklaim lebih ringan dan efisien, serta memiliki arsitektur yang sangat fleksibel. Meskipun awalnya harus berjuang keras membangun app store (AppGallery), kecepatan adaptasi pengguna di Tiongkok menunjukkan bahwa OS ini memiliki fondasi yang kuat. Potensi bersaingnya sangat besar, terutama karena fokus pada integrasi perangkat, sebuah fitur yang dicari oleh konsumen modern.

2. KaiOS
Meskipun bukan pemain baru di ranah smartphone kelas atas, KaiOS memegang peranan penting dalam menjangkau miliaran orang yang masih mengandalkan feature phone (ponsel klasik dengan tombol fisik). KaiOS adalah OS ringan berbasis Linux yang dirancang khusus untuk ponsel berdaya rendah, namun memiliki kemampuan layaknya smartphone.

Merek seperti Nokia dan Alcatel banyak menggunakan KaiOS. OS ini memungkinkan pengguna mengakses aplikasi penting seperti WhatsApp, Google Maps, dan YouTube tanpa harus memiliki HP mahal. KaiOS tidak bersaing langsung dengan Android di segmen high-end, tetapi dominasinya di pasar negara berkembang dan segmen feature phone menunjukkan bahwa kebutuhan akan OS alternatif yang sangat efisien itu nyata dan signifikan.

Baca Juga:  5 Rahasia Port USB-C di Laptop Baru yang Wajib Kamu Eksplor

3. Tizen OS
Jauh sebelum Android menguasai total, Samsung pernah mencoba mengembangkan Tizen OS. Meskipun Tizen sempat digunakan di beberapa smartphone seri Z mereka, Samsung kini mengalihkan fokus utama OS ini ke perangkat yang lebih spesifik, yaitu Smartwatch (sebelum beralih kembali ke Wear OS) dan Smart TV.

Keputusan Samsung untuk memfokuskan Tizen pada Smart TV dan perangkat Internet of Things (IoT) menunjukkan bahwa perlawanan terhadap Android tidak harus selalu di HP. Dengan dominasi Samsung di pasar TV global, Tizen berhasil menciptakan ekosistem sendiri di ruang keluarga. Ini membuktikan bahwa merek HP besar memiliki sumber daya untuk membangun OS sendiri, meski strategi penerapannya bisa berbeda.

4. Sailfish OS
Lahir dari mantan karyawan Nokia yang berupaya melanjutkan semangat MeeGo, Sailfish OS adalah sistem operasi yang sepenuhnya independen dan berfokus pada privasi serta kontrol pengguna. OS ini sering digunakan oleh perusahaan atau instansi yang sangat mementingkan keamanan data.

Baca Juga:  Ini Alasan PPATK Blokir Rekening Dormant

Sailfish tidak mengejar volume penjualan, tetapi menargetkan ceruk pasar yang menghargai keamanan. Yang menarik, Sailfish memiliki lapisan kompatibilitas yang memungkinkan pengguna menjalankan aplikasi Android. Kemampuan ini memberikan fleksibilitas tanpa harus bergantung pada Google. Meskipun sulit menggeser Android secara massal, keberadaan Sailfish membuktikan bahwa ada permintaan untuk OS yang lebih terjamin keamanannya.

Kehadiran HarmonyOS, KaiOS, Tizen, dan Sailfish OS adalah bukti nyata bahwa persaingan di dunia sistem operasi ponsel belum mati. Meskipun Android dan iOS masih menguasai pangsa pasar yang masif, upaya-upaya de-Googlization dan penciptaan ekosistem independen menunjukkan ada masa depan di luar dua raksasa tersebut. Bagi kita sebagai konsumen, ini adalah kabar baik semakin banyak pilihan berarti inovasi akan semakin cepat.

(Respatih)

TEMANISHA.COM