TOPMEDIA – Putri Diana masih memiliki pesona luar biasa. Diana, Putri Wales terlahir sebagai Diana Frances Spencer, adalah anggota keluarga kerajaan Inggris. Dia adalah istri pertama Charles III (saat itu Pangeran Wales) dan ibu dari Pangeran William dan Pangeran Harry.
Putri Diana wafat pada tanggal 31 Agustus 1997 saat berusia 36 tahun akibat kecelakaan nahas di Perancis. Putri Wales ini memiliki keretakan rumah tangga sebelum dirinya wafat.
Dibalik duka mendalam dunia atas kematiannya, dilaporkan dari seorang informan kerajaan Inggris bahwa ada satu sosok person yang tidak hadir dalam acara penghormatan terakhir itu.
Adalah Sophie, pacar Pangeran Edward, lama hubungan bangsawan itu sejak tahun 1993. Pangeran Edward adalah anak bungsu dari Ratu Elizabeth II adik bungsu dari Raja Charles III. Saat ini, Edward berada di urutan ke-15 dalam garis suksesi takhta Britania Raya.
Seorang penulis bernama Sean Smith yang menulis biografi kehidupan Duchess Of Edinburgh berjudul Sophie. Dalam tulisan tersebut Sean mengungkapkan bahwa Sophie tidak datang ke pemakaman karena menurutnya “itu akan terlalu menyedihkan bagi orang banyak” kata Sophie seperti dilansir dari dailynews.
Sophie memiliki wajah yang mirip dengan mendiang Diana. Lanjut Smith, Sophie memiliki alasan yang jelas dan masuk akal. Maka, Sophie memutuskan untuk tidak datang.
“Dia sangat menyadari bahwa dari kejauhan dia terlihat seperti putri Diana dan membuat keputusannya dengan penuh perhatian dan penuh pertimbangan. Keluarga Kerjaan sepenuhnya mendukung keputusan itu” Ungkap Smith.
KEMIRIPAN SECARA STYLE DAN RAMBUT
Sebelum kematian mendadak putri Wales itu, publik Inggris mengatakan Sophie adalah kembaran Diana. Lanjut Smith, salah satu alasan Sophie, Diana begitu baik adalah karena mereka memiliki lebih dari sekadar kemiripan sekilas, sebuah perbandingan yang tidak disukai oleh kedua wanita itu.
Kemiripan itu karena sebagian besar keduanya sama-sama berambut pirang. Memotong rambut dengan gaya Bob pendek yang menjadi tren di tahun 1990-an.
Orang dalam kerajaan mengatakan bahwa keputusan Sophie memotong rambut merupakan sebuah kesalahan.
Diana memiliki tinggi badan dan penampilan fisik yang mumpuni. Pakar Mode Alison Jane Reid mengatakan “Sophie terlihat lebih menarik ketika rambutnya sebahu dan dipotong pendek. Tak ada yang bisa menandingi gaya rambut Diana” ucap Alison.
Sophie dikritik komentator kerajaan Judy Wade, “seharusnya Sophie mendapatkan penampilan sendiri” ungkap Wade. Sambung Judy, dia memilih gaun merah yang hampir identik dengan pakaian Diana. “Dia tampak meniru Diana, dan Diana agak geli sekaligus kesal karenanya” kata Judy.
Diana agak terganggu melihat betapa miripnya Sophie dengannya. Smith mengatakan bahwa saat dia melihat Sophie mendekat, Diana berkata “Oh lihat, kembaranku sudah datang, atau ” Nona Goody Two Shoes sudah datang” sambung Smith. Meski mereka memiliki kemiripan, secara kepribadian mereka berselisih. “Kedua wanita itu tidak menyukai satu sama lain” sambung Smith.
Menurut Smith, Diana tidak menyukai Sophie karena dia adalah gadis kelas menengah dari Kent yang mungkin saja bisa meraih kesuksesan, sementara Diana seorang bangsawan sejati telah gagal total.
Sambung Smith, Diana mengatakan masuk ke dalam Kerajaan sebagai seekor domba remaja dan ia meninggalkannya sebagai seekor singa. Diana muda belum pernah di dunia nyata. Sophie bertemu Edward ketika ia sudah menjadi wanita dewasa, sering bepergian, dan berkarier.
“Dia sudah cukup lama berkecimpung di dunia ini. Dia selalu mampu menghadapi berbagai hal dengan lebih baik daripada Diana Spencer” tulis Smith.
Perbandingan dengan Diana yang menghantui selama menjadi keluarga kerajaan, Sophie mampu mengukir peran uniknya.
NILAI LEBIH SOPHIE
Sophie menjadi menantu paling favorit di Kerajaan. Saat Ratu Elizabeth meninggal dunia, dirinya dan Edward terlihat sangat kehilangan, sebagai wanita yang mereka panggil “mama”, kekosongan yang tak terbayangkan dalam hidup kami semua kata Sophie.
Peran Sophie cukup penting dalam menjaga keutuhan Monarki di tengah perseteruan keluarga, skandal Duke of York.
Sophie menjadi pelindung lebih dari 70 lembaga amal dan organisasinya. Sophie dikenal atas advokasinya terhadap berbagai isu termasuk kekerasan seksual di negara-negara konflik.
Sophie juga terlibat concern pada kesehatan mata yang terinspirasi dari putrinya yang lahir prematur dan mengalami esotropia, suatu kondisi yang menyebabkan satu atau kedua mata mengarah ke dalam dan membuat mata tampak juling.
