Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
EDUTECH

Dengan Komputasi 10 Gigawatt, AI Diprediksi Bisa Bantu Sembuhkan Kanker

35
×

Dengan Komputasi 10 Gigawatt, AI Diprediksi Bisa Bantu Sembuhkan Kanker

Sebarkan artikel ini
CEO dan co-founder OpenAI, Sam Altman. (Foto: Istimewa)
toplegal

TOPMEDIA – CEO dan co-founder OpenAI, Sam Altman, kembali mengemukakan pandangan ambisiusnya tentang masa depan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang diyakini akan membawa dampak besar bagi kehidupan manusia.

Dalam sebuah tulisan blog berjudul Abundant Intelligence, Altman menyampaikan bahwa AI memiliki potensi untuk menyelesaikan berbagai tantangan global, termasuk dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan energi.

HALAL BERKAH

Salah satu prediksi paling mencolok adalah kemungkinan AI menyembuhkan kanker, sebuah penyakit kompleks yang selama puluhan tahun menjadi fokus utama dunia medis.

Altman menilai bahwa dengan dukungan komputasi berskala besar, teknologi AI akan mampu menembus batas-batas yang selama ini dianggap mustahil.

“Jika AI tetap berada pada jalur yang kita prediksi, maka hal-hal menakjubkan mungkin akan terwujud,” tulis Altman, seperti dikutip dari The Independent, Minggu (28/9/2025).

Baca Juga:  Tai Chi, Olahraga Minim Risiko yang Cocok untuk Lansia

Dalam blog tersebut, Altman menyebut bahwa dengan daya komputasi sebesar 10 gigawatt, AI tidak hanya berpeluang menemukan metode penyembuhan kanker, tetapi juga mampu menciptakan sistem pembelajaran yang dipersonalisasi untuk setiap siswa di seluruh dunia.

Menurutnya, kapasitas komputasi yang sangat besar akan membuka jalan bagi AI untuk memahami pola biologis yang kompleks, mengolah data medis dalam skala masif, dan merancang solusi yang selama ini belum terbayangkan oleh manusia.

Altman juga menekankan bahwa AI generasi berikutnya akan menjadi alat bantu yang sangat kuat dalam mempercepat inovasi dan pemerataan akses terhadap layanan penting.

“Mungkin dengan komputasi 10 gigawatt, AI dapat menemukan cara untuk menyembuhkan kanker. Atau dengan komputasi 10 gigawatt, AI dapat mencari cara untuk menyediakan bimbingan belajar yang disesuaikan untuk setiap siswa di Bumi,” lanjutnya.

Baca Juga:  Ribuan Lulusan UNY Belum Terima Ijazah, Cuma Dapat Map Kosong Setelah Diwisuda

Teknologi AI telah digunakan secara aktif dalam dunia riset ilmiah. Salah satu contohnya adalah AlphaFold, sistem buatan Google DeepMind yang mempercepat pemetaan protein untuk pengembangan vaksin dan obat-obatan.

AI juga telah membantu meningkatkan akurasi diagnosis kanker, meski belum mampu menyembuhkan penyakit tersebut secara menyeluruh.

Menurut para peneliti, tantangan utama dalam penyembuhan kanker adalah keragaman jenis dan mekanisme biologisnya.

Bahkan AI tercanggih sekalipun masih kesulitan memahami kompleksitas yang diperlukan untuk merancang terapi penyembuhan yang efektif.

Altman mengungkapkan bahwa OpenAI berencana membangun pabrik yang mampu memproduksi infrastruktur AI berkapasitas besar setiap minggunya. Namun, ia mengakui bahwa target produksi ini baru akan tercapai dalam beberapa tahun ke depan.

Baca Juga:  Nenek di Jepang Tertipu Astronaut Palsu, Rugi Rp480 Juta Akibat Romance Scam

Blog Altman tersebut dirilis hanya sehari setelah OpenAI mengumumkan kesepakatan investasi senilai USD 100 miliar dari Nvidia.

Dana tersebut akan digunakan untuk membangun pusat data multi-gigawatt guna mendukung pengembangan AI generasi berikutnya. Pusat data pertama dijadwalkan mulai beroperasi pada paruh kedua tahun 2026. (*)

TEMANISHA.COM