TOPMEDIA – Sekitar 1.000 turis dilaporkan terjebak di lereng timur Gunung Everest, wilayah Tibet, China, menyusul hantaman badai salju terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) bersama Kedutaan Besar RI (KBRI) Beijing dan Dhaka bergerak cepat memantau situasi dan memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban.
Badai salju lebat mulai melanda lereng timur Everest sejak Sabtu (4/10), menyebabkan visibilitas menurun drastis hingga kurang dari satu meter.
Laporan media China, Sanxiang Dushibao, menyebutkan bahwa para turis yang berada di Everest Base Camp di ketinggian 4.900 meter di atas permukaan laut terperangkap setelah jalanan menjadi sangat licin karena es.
Kondisi ekstrem ini memaksa para turis berlindung di tenda. Di beberapa titik, tumpukan salju dilaporkan begitu tebal hingga menimbun tenda sepenuhnya dan melumpuhkan pergerakan yak (sapi Tibet) pembawa barang.
Meskipun beberapa turis berhasil menyelamatkan diri secara mandiri, sekitar 1.000 orang diperkirakan masih membutuhkan bantuan. Beberapa di antaranya dilaporkan mengalami hipotermia dan berada dalam kondisi serius.
Upaya penyelamatan kini sedang diintensifkan. Tim penyelamat lokal, warga desa, dan pemandu profesional telah dikerahkan, namun salju tebal dan gangguan komunikasi membuat proses evakuasi menjadi sangat sulit.
Para penyelamat bahkan harus menggunakan alat berat untuk membersihkan salju demi mencapai kamp.
Pihak berwenang setempat mengimbau masyarakat yang berencana mengunjungi wilayah perbatasan China-Nepal itu untuk sementara menunda perjalanan mereka.
Kemlu RI Pantau Ketat WNI
Menanggapi bencana alam ini, Kemlu RI segera berkoordinasi dengan perwakilan Indonesia di luar negeri untuk memastikan keselamatan WNI.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, di Jakarta, Senin, memastikan bahwa wilayah terdampak berada di jalur pendakian yang melalui Provinsi Otonomi Khusus Xijang, di sisi Tibet.
“Saat ini masih terus dilakukan operasi penyelamatan oleh tim rescue gabungan,” kata Judha.
Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh KBRI Beijing dan KBRI Dhaka, sejauh ini tidak terdapat laporan mengenai WNI yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
Sebagai langkah preventif, KBRI Beijing telah mengeluarkan imbauan resmi. Seluruh WNI di wilayah pendakian, terutama yang berencana naik melalui Tibet, diminta untuk menunda perjalanan dan pendakian ke Gunung Everest hingga situasi kembali kondusif.
Bagi WNI yang membutuhkan bantuan atau informasi lebih lanjut, KBRI Beijing dapat dihubungi melalui hotline via aplikasi WeChat/WhatsApp di nomor: +8618610455488, sementara hotline KBRI Dhaka dapat dihubungi melalui WhatsApp di nomor: +8801614444552.
Kemlu RI berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan KBRI Beijing dan Dhaka demi menjamin keselamatan dan keamanan seluruh WNI di Nepal, Tibet, dan sekitarnya. (*)