TOPMEDIA – Jumlah anak di Surabaya yang terkena Diabetes Mellitus (DM) terus menunjukkan peningkatan. Sepanjang tahun 2022, tercatat ada 184 anak yang terdiagnosis diabetes. Memasuki awal 2023, angka ini kembali bertambah dengan 4 kasus baru. Padahal pada 2021, jumlahnya masih 176 anak atau sekitar 2,2 persen dari kelompok usia 15–18 tahun.
Melihat tren ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengingatkan para orang tua untuk lebih memperhatikan pola makan buah hatinya. Ia menekankan pentingnya menghindari konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan.
Eri juga mendorong anak-anak untuk membeli makanan di kantin sekolah, bukan di luar area sekolah. Selain lebih terkontrol, makanan yang dijual di kantin merupakan hasil usaha para pelaku UMKM lokal dan dipantau oleh Dinas Kesehatan.
“Kalau jajan di luar, kita tidak tahu kebersihan dan kandungannya. Orang tua juga punya tanggung jawab mengawasi apa yang dikonsumsi anak-anak,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya, Nanik Sukristina, menjelaskan bahwa meningkatnya angka kasus sebenarnya juga dipengaruhi oleh meningkatnya skrining kesehatan. Artinya, masyarakat semakin peduli dan memeriksakan kondisi kesehatan anak lebih cepat sehingga kasus bisa terdeteksi sejak dini.
Nanik menambahkan, diabetes pada anak bisa muncul akibat pola makan yang tidak sehat, kebiasaan mengonsumsi makanan siap saji, kurang bergerak, hingga faktor keturunan.
Beberapa tanda yang perlu diwaspadai orang tua antara lain anak mudah lelah, berat badan menurun, sering merasa lapar atau haus, sering buang air kecil terutama saat malam, gangguan penglihatan, dan napas yang terasa berat.
Dengan meningkatnya kesadaran dan pengawasan, diharapkan kasus diabetes pada anak bisa ditekan sejak dini. (*)



















