TOP MEDIA – Vitesse Arnhem klub paling tua dan legendaris di negeri kincir angin Belanda sedang menghadapi persoalan serius.
Mereka kalah dalam menyelamatkan lisensi profesional, Jumat (8/8/25), dan harus dikeluarkan dari liga profesional di negeri oranye itu. Sontak, hal ini memicu reaksi paa suporter.
Pengadilan Belanda menolak banding klub dalam membatalkan keputusan federasi sepak bola Belanda (KNVB) mencabut lisensi profesional klub yang berdiri pada 14 Mei 1892 itu.
Gelombang protes pun bertubi-tubi di sana. Bahkan, suporter melakukan aksi perkelahian sebagai bentuk kemarahan pada media, dan memukul seorang jurnalis tulis media Algemeen Daagblad.
KNVB memutuskan mencabut lisensi profesional Vitesse karena dianggap merusak sistem perizinan selama bertahun-tahun, serta menolak kesempatan dalam perbaikan urusan, termasuk utang yang dilaporkan sekitar 14 juta euro (USD16,3 juta) atau setara Rp265,065,688,329.84.
Sanksi ini sebenarnya telah terbit tahun lalu dan kemudian diturunkan ke divisi dua liga Belanda karena penyimpangan keuangan.
KNVB menyatakan pelanggaran Vitesse karena tidak memiliki rekening bank, tidak memiliki akuntan, serta tidak memiliki anggaran yang tersedia.
Vitesse menjadi klub Belanda pertama yang dimiliki pemilik asing di tahun 2010, saat pengusaha asal Georgia, Merab Jordania, mengambil Vitesse dan klub asal Rusia, Valeriy Oyf, sebagai pemilik mayoritas klub di tahun 2018.
Saat invasi Rusia ke Ukraina, klub ini terdampak menyusul nasib keuangan klub yang berubah drastis.
Secara otomatis pasca putusan ini diambil, jadwal Vitesse bersua Almere City dibatalkan pada Sabtu (9/8/2025) dan Divisi Dua Belanda pun menyisakan 19 klub. (*)