TOPMEDIA – Di tengah upaya menggali potensi ekonomi kreatif daerah, Universitas Ciputra (UC) Surabaya dan Dekranasda Jawa Timur mengambil langkah strategis dengan menggelar pelatihan entrepreneurship dan pengembangan desain fesyen berbasis wastra daerah bagi 38 SMK se-Jawa Timur.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan desain, tetapi juga menanamkan jiwa kewirausahaan pada siswa SMK, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan dalam menggerakkan ekonomi lokal melalui inovasi dan kreativitas.
Ketua Dekranasda Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak, menunjuk Program Studi Fashion Design and Business (FDB) UC Surabaya untuk memberikan pelatihan. Pelatihan ini terdiri dari tiga hari pembelajaran daring dan tiga hari praktik langsung di Laboratorium Jahit Dekranasda Jawa Timur.
“Setiap daerah di Jawa Timur memiliki keunikan wastra masing-masing. Peserta harus percaya diri dengan identitas daerahnya, menampilkan signature style, dan mengangkat potensi ekonomi lokal melalui karya mereka,” ujar Arumi, Kamis (13/11).
Pelatihan bagi siswa SMK ini dengan harapan dapat mengubah pola pikir mereka dari pencari kerja menjadi pencipta peluang, sekaligus menggerakkan roda ekonomi daerah melalui kreativitas anak muda.
Dosen Fashion Design and Business UC Surabaya, Fabio Ricardo Toreh, menjelaskan, lewat pelatihan ini dapat membangkitkan semangat kreatifitas desainer muda sekaligus menghidupkan pasar fasyen.
“Kami ingin membangun kesadaran bahwa desain yang baik bukan hanya indah, tetapi juga hidup di pasar. Ketika batik diolah dengan estetika modern, hasilnya bukan sekadar busana, tapi narasi budaya yang bernilai ekonomi,” tutur Fabio.
Ia berharap Gen Z dapat menghargai Wastra daerahnya sehingga bisa membangkitkan perekonomian sekaligus menghidupkan karya.
“Ketika generasi muda belajar mengelola potensi daerahnya dengan kreativitas dan nilai bisnis, mereka bukan hanya menciptakan karya, tetapi juga masa depan ekonomi kreatif Indonesia,” harapnya.
Materi pelatihan mencakup mendesain produk yang komersial dan bernilai ekonomi tinggi, membuat moodboard, colour range, dan konsep desain yang berpijak pada riset tren pasar, teknik sketsa teknikal dan penempatan bahan wastra dengan kombinasi creative fabric seperti plisket dan smocking, serta pendekatan estetika ketimuran agar desain modern tetap berakar pada nilai budaya lokal.
Siswi SMKN 8 Surabaya, Berlian Susanti Putri, mengaku senang bisa mengikuti pelatihan ini. Ia tertantang untuk membuat kostum dari bahan batik dalam dua hari.
“Tantangannya luar biasa, apalagi saat harus membuat kostum berbahan batik hanya dalam dua hari dengan paduan warna dan desain apik. Mentor UC sangat membantu. Saya jadi terinspirasi untuk menciptakan ide baru yang punya daya jual,” ujar Berlian. (*)



















