Scroll untuk baca artikel
TOP Legal Open House
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
TOP NEWS

Tragedi Banjir Sumatera, Korban Jiwa Tembus 442 dan Ribuan Orang Mengungsi

×

Tragedi Banjir Sumatera, Korban Jiwa Tembus 442 dan Ribuan Orang Mengungsi

Sebarkan artikel ini
Foto udara menunjukkan menunjukkan pemukiman dan infrastruktur rusak akibat banjir bandang Pidie Jaya, Aceh. (Foto: AFP)
toplegal

TOPMEDIA – Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera terus menelan korban jiwa. Hingga Senin (1/12/2025), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total 442 orang meninggal dunia dan 402 orang masih hilang.

Ribuan warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka rusak atau terendam banjir.
Kawasan paling parah terdampak berada di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh, dengan kondisi darurat yang masih berlangsung.

HALAL BERKAH

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menyebut banyak korban ditemukan di Tapanuli Selatan. “Terutama di Tapanuli Selatan, karena per hari ini banyak yang ditemukan,” ujarnya.

BNPB menyebutkan bahwa angka korban terus bertambah seiring proses pencarian di lapangan. Di Sumatera Utara, tercatat 217 orang meninggal dunia, terutama di Kabupaten Tapanuli Selatan yang mengalami banjir bandang dan longsor besar.

Baca Juga:  Surabaya Kirim Empat Truk Bantuan Lagi ke Sumatra Lewat Pengiriman Udara

Di Sumatera Barat, korban meninggal mencapai 129 jiwa, sementara di Aceh jumlah korban meninggal bertambah menjadi 96 jiwa dengan puluhan lainnya masih hilang.

Selain korban jiwa, ribuan warga mengungsi ke posko darurat yang didirikan pemerintah daerah dan relawan.

Infrastruktur seperti jembatan, jalan, dan rumah warga banyak yang rusak, sehingga menyulitkan distribusi bantuan.

BNPB bersama TNI, Polri, Basarnas, dan pemerintah daerah terus melakukan evakuasi serta penyaluran logistik ke wilayah terdampak.

Sementara itu, BMKG menegaskan, fenomena hujan yang memicu tanah longsor sudah diprediksi sejak delapan hari sebelum terbentuk dan peringatan dini telah disampaikan kepada pemerintah daerah.

Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menjelaskan bahwa peringatan dini telah dikeluarkan secara berulang, yakni delapan hari, empat hari, dan dua hari sebelum siklon terbentuk.

Baca Juga:  Kebut Proyek Drainase, Target Rampung Akhir November untuk Antisipasi Puncak Musim Hujan

“Siklon Tropis Senyar itu sudah bisa kita prediksi sekitar delapan hari sebelum proses pembentukan siklon. Jadi di daerah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat itu Kepala Balai 1, Balai Besar BMKG Wilayah 1 sudah mengeluarkan warning,” ujarnya dalam rapat koordinasi di Kantor Kemendagri, Senin (1/12/2025).

BMKG menegaskan bahwa fenomena siklon tropis menyebabkan curah hujan ekstrem yang memicu bencana hidrometeorologis berupa banjir, longsor, dan banjir bandang.

Untuk kawasan yang saat ini masih terendam banjir meliputi sejumlah daerah di Sumatera Utara (Batang Toru, Tapanuli Selatan), Sumatera Barat (Padang Panjang, Agam, dan Pasaman), serta Aceh (Lhokseumawe dan Aceh Utara).

Kondisi ini diperparah oleh curah hujan ekstrem akibat fenomena Siklon Tropis Senyar yang melintas di Selat Malaka.

Baca Juga:  Gempa 3.3 Magnitudo Guncang Sulawesi Utara, Tak Ada Laporan Kerusakan

BMKG menegaskan bahwa siklon ini memicu hujan lebat dan memperbesar risiko banjir bandang serta longsor di wilayah utara Sumatera. (*)

TEMANISHA.COM