TOPMEDIA – Aktivis sayap kanan dan influencer pendukung Donald Trump, Charlie Kirk, tewas ditembak di tengah acara debat yang dihadiri ribuan orang di Utah University pada Rabu (10/9). Peristiwa tragis ini terekam jelas dalam video yang beredar luas di media sosial dan memicu kepanikan massal.
Penembakan terjadi sekitar pukul 12 siang waktu setempat, saat Kirk sedang memimpin debat terbuka dalam tur kampusnya bertajuk “American Comeback Tour”. Dalam rekaman yang viral, suara tembakan terdengar, dan Kirk terlihat terhuyung lalu jatuh dari kursinya. Sesaat setelahnya, darah terlihat mengucur deras dari lehernya, menyebabkan para penonton yang berjumlah sekitar 3.000 orang berhamburan dalam kepanikan.
Penyelidikan awal polisi menduga penembak adalah seorang penembak jitu (sniper) yang menembak dari atap gedung, diperkirakan dari jarak 60 meter. Hingga kini, identitas pelaku masih belum diketahui, meskipun sempat ada penangkapan terhadap satu orang yang kemudian dibebaskan.
Ironisnya, beberapa detik sebelum ditembak, Kirk, yang dikenal sebagai pendukung setia kebijakan pemerintahan Trump, sedang menjawab pertanyaan dari seorang peserta debat tentang isu kekerasan bersenjata di Amerika Serikat. Pertanyaan itu berbunyi, “Apakah Anda tahu berapa banyak pelaku penembakan massal di Amerika dalam 10 tahun terakhir?,” tanya salah satu peserta.
Kematian mendadak Kirk yang berusia 31 tahun ini menggemparkan dunia politik dan media sosial, meninggalkan banyak pertanyaan tentang motif di balik serangan ini dan dampaknya terhadap perpecahan politik yang kian memanas di Amerika Serikat. (*)
