TOPMEDIA – Sejara baru royalty dibukukan Taylor Swift. Forbes melaporkan, penyanyi yang akrab disapa Miss Americana itu kini punya kekayaan bersih mencapai USD 1,6 miliar atau sekitar Rp 26 triliun.
Swift mendapatkan angka tersebut dari tour dan royalty. Taylor memiliki sekitar USD 800 juta (Rp 13 triliun).
Artinya, Swift jadi musisi perempuan pertama di dunia yang meraup miliaran dolar hanya dari karya musiknya sendiri dan bukan dari bisnis sampingan.
Swift memiliki dua kunci kesuksesan. Merekam ulang alias Taylor’s version dan dari fee tour Eras Tour, mega tur yang menjadi sejarah dalam pendapatan.
“Aku akhirnya dapat musikku kembali,” kata Swift emosional dalam podcast bareng Travis dan Jason Kelce, 27 Agustus 2025.
Kondisi ini berbeda dengan yang ada dan terjadi di musisi Indonesia. Sangat jauh, secara tata kelola royalty yang terus carut marut.
Memang ini tidak apple to apple, paling tidak ini bisa menjadi bahan lecutan, jika dikelola dengan baik, bisa sangat menghidupi musisi dan semua yang terlibat di dalamnya.
Di Indonesia, sistem royalti masih merangkak dan meraba-raba. Sumber royalti di Indonesia sebenarnya mirip, lagu yang diputar di radio, televisi, aplikasi streaming, sampai kafe dan restoran.
Tapi, masalahnya, penarikan dan pembagiannya sering jadi perselisihan, bahkan sempat ramai restoran dan mal enggan memutar musik, contoh kasus manajemen Mie Gacoan di Bali, diminta denda Rp 2 miliar akibat kasus royalti.
Sementara itu, di Amerika dan Eropa, sistemnya dibangun sejak lama dan mapan.
Setiap pemutaran lagu otomatis tercatat lewat sistem digital, lalu dibagikan sesuai porsinya.
Di Indonesia, musisi sering kehilangan haknya, karena banyaknya pemutaran yang tidak terdata atau tidak dibayar.
Dampak dari persoalan itu, banyak musisi memutar profesi menjadi selebgram sebagai sampingan untuk bertahan hidup.
Namun, lagi-lagi Taylor Swift merupakan contoh ekstrem soal bagaimana industri musik bisa benar-benar jadi mesin uang.
Publik dan juga netizen banyak yang berharap musisi Indonesia juga bisa segera menikmati hasil karyanya secara adil, tanpa drama berkepanjangan mulai dari soal royalti kafe, warkop, sampai ke wedding organizer. (*)