Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
ENTREPRENEURSHIP

Tapis Lampung: Warisan Budaya yang Menggerakkan UMKM Perempuan Desa Negeri Katon

6
×

Tapis Lampung: Warisan Budaya yang Menggerakkan UMKM Perempuan Desa Negeri Katon

Sebarkan artikel ini
Sejak tahun 1980, kerajinan tapis telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Negeri Katon.
toplegal

TOPMEDIA-Di tengah kesejukan pagi dan kicau burung yang bersahut-sahutan di Desa Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, terlihat pemandangan khas yang sarat makna.

Di teras rumah-rumah sederhana, para ibu rumah tangga dan remaja putri tekun menyulam benang emas dan perak di atas kain, menciptakan kain tapis, salah satu warisan budaya Lampung yang bernilai tinggi.

HALAL BERKAH

Namun kini, tapis bukan sekadar simbol budaya, melainkan telah menjadi sumber penghasilan dan penggerak UMKM lokal, terutama bagi perempuan desa.

Sejak tahun 1980, kerajinan tapis telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Negeri Katon.

Awalnya sebagai bentuk pelestarian tradisi, kini tapis berkembang menjadi produk ekonomi kreatif yang memperkuat perekonomian keluarga dan komunitas.

Baca Juga:  Empat Calon Sekda Surabaya Masuki Tahap Akhir, Pemkot Segera Ajukan Nama ke Gubernur Jatim

Melalui program Kampung Berseri Astra (KBA) yang hadir sejak 2019, PT Astra International Tbk mendampingi masyarakat Negeri Katon untuk mengembangkan usaha tapis, dari peningkatan keterampilan, perluasan pasar, hingga peningkatan kualitas produk yang berdaya saing tinggi.

“Kami berkomitmen untuk terus mendukung pemberdayaan masyarakat, baik dari sisi budaya, keterampilan, hingga kemandirian ekonomi, demi manfaat jangka panjang,” ujar Boy Kelana Soebroto, Chief of Corporate Affairs Astra.

Di Negeri Katon, hampir seluruh proses produksi tapis dilakukan secara manual (handmade) oleh ibu-ibu dan remaja putri.

Dengan teknik sulam tangan khas, tapis tidak hanya menjadi kain adat, tetapi telah berevolusi menjadi berbagai produk kreatif seperti busana muslim, dompet, taplak meja, hingga hiasan dinding.

Baca Juga:  Pemerintah Dorong Sektor Pariwisata Lewat Insentif Pajak dan Stimulus Kredit

Motif yang digunakan pun beragam, mulai dari motif gunung, lereng, hingga bukit, yang mencerminkan filosofi dan kekayaan alam Lampung.

Perkembangan UMKM tapis di Negeri Katon tak lepas dari peran Nola Marta, tokoh perempuan inspiratif penerima SATU Indonesia Awards 2019 bidang kewirausahaan.

Bersama pengrajin lokal, Nola mengembangkan produk fashion ramah lingkungan berbasis tapis yang telah tampil di berbagai ajang internasional, seperti Indonesia Fashion Week, New York International Fashion Week, dan terbaru, Fashion Nation 2025 di Jakarta.

Lebih dari 75% proses produksi dilakukan secara handmade, menjadikan produk tetap autentik namun selaras dengan tren fashion berkelanjutan.

Dalam ekosistem ini, UMKM binaan Astra mendapatkan ruang untuk tampil dan berkembang di pasar nasional maupun global.

Baca Juga:  10 Komoditas Unggulan Ekspor UMKM Indonesia: Potensi Lokal Menembus Pasar Global

Program pendampingan yang diberikan Astra kepada pengrajin tapis di Negeri Katon telah menciptakan dampak nyata bagi ekonomi lokal.

Para perempuan desa yang sebelumnya menenun hanya untuk keperluan adat, kini telah menjadi pelaku UMKM mandiri yang menjual produk mereka ke berbagai kota bahkan mancanegara.

Tapis kini bukan hanya warisan budaya, tetapi juga menjadi jalan kemandirian ekonomi bagi perempuan desa, sekaligus mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia.

Semangat Astra dalam membina UMKM dan memberdayakan masyarakat selaras dengan visi “Sejahtera Bersama Bangsa” serta komitmen membangun ekonomi inklusif berbasis budaya lokal.

TEMANISHA.COM