Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
TOP NEWS

Tak Menunggu Hasil Identifikasi DVI, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Tetap Berjalan

26
×

Tak Menunggu Hasil Identifikasi DVI, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Tetap Berjalan

Sebarkan artikel ini
Kondisi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang ambruk diduga akibat kesalahan konstruksi. (Foto: Istimewa)
toplegal

TOPMEDIA – Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) menegaskan komitmennya untuk menindaklanjuti kasus ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo yang menewaskan 67 orang dan melukai lebih dari 100 santri.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Jules Abraham Abast, menyatakan bahwa proses hukum akan tetap berjalan dan saat ini menunggu hasil identifikasi dari tim Disaster Victim Identification (DVI).

HALAL BERKAH

Dalam keterangannya di RS Bhayangkara Surabaya, Rabu (8/10/2025), Abast menyampaikan bahwa Polda Jatim telah menerima arahan langsung dari Kapolda untuk segera memulai proses penegakan hukum. Ia menekankan bahwa penyelidikan akan dilakukan secara profesional dan transparan.

“Terkait dengan tindak lanjut proses pelanggaran hukum, kami tegaskan bahwa proses hukum akan kami lakukan,” ujar Abast.

Baca Juga:  Menag Nasaruddin Umar Tinjau Ponpes Al Khoziny, Janjikan Perhatian Khusus untuk Standar Bangunan

Setelah tahapan identifikasi korban selesai, penyelidikan akan difokuskan pada penyebab ambruknya bangunan empat lantai tersebut.

Polda Jatim akan mengevaluasi dugaan kegagalan struktur konstruksi, termasuk aspek teknis dan kelalaian dalam proses pembangunan musala yang saat kejadian masih dalam tahap renovasi.

“Evaluasi apakah adanya kegagalan struktur bangunan ini tentu harus dicari penyebabnya. Kami akan melangkah ke sana,” tambahnya.

Tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny menjadi perhatian serius aparat penegak hukum. Polda Jatim memastikan bahwa proses hukum akan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari identifikasi korban hingga investigasi teknis bangunan.

Dengan dukungan masyarakat dan koordinasi lintas lembaga, diharapkan kasus ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat pengawasan konstruksi bangunan pendidikan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. (*)

TEMANISHA.COM