Scroll untuk baca artikel
TOP Legal Open House
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
ENTREPRENEURSHIP

Tak Mengejar Tren, Tapi Tenang Finansial: 5 Pelajaran Hidup dari Generasi Boomer

×

Tak Mengejar Tren, Tapi Tenang Finansial: 5 Pelajaran Hidup dari Generasi Boomer

Sebarkan artikel ini
Foto: ilustrasi dari Pinterest.
toplegal

TOPMEDIA – Di tengah budaya hidup serba cepat yang dipenuhi tren baru, pamer pencapaian, dan standar gaya hidup tinggi, ada satu generasi yang justru tampak berjalan lebih pelan namun stabil: generasi baby boomer.

Tak jarang, cara hidup mereka dianggap ketinggalan zaman, terlalu irit, bahkan dicap pelit oleh generasi muda. Padahal, di balik kebiasaan sederhana itu tersimpan pelajaran penting tentang ketenangan hidup dan kebebasan finansial.

HALAL BERKAH

Boomer tumbuh di masa penuh keterbatasan. Mereka terbiasa menahan keinginan, berpikir panjang sebelum mengambil keputusan, dan menghargai setiap hal yang dimiliki. Bagi mereka, hidup hemat bukan berarti menolak kemajuan, melainkan cara bertahan agar tidak terjebak utang dan tekanan finansial.

Ketika generasi sekarang bergulat dengan cicilan, tekanan media sosial, dan kecemasan soal uang, gaya hidup boomer justru terasa semakin relevan. Inilah lima kebiasaan hidup hemat ala baby boomer yang patut dipelajari generasi masa kini.

Baca Juga:  Dorong Gaya Hidup Sederhana Pejabat Surabaya, Anggaran Difokuskan untuk EduTech dan Pemberdayaan Ekonomi

Mengutamakan kualitas daripada tren
Dalam urusan belanja, boomer punya prinsip sederhana: beli barang yang awet dan fungsional. Mereka tak mudah tergoda tren atau gengsi. Sepatu klasik, tas tahan lama, atau peralatan rumah tangga yang kokoh dipilih karena bisa dipakai bertahun-tahun.

Mereka rela mengeluarkan uang lebih di awal demi kualitas, daripada harus sering membeli ulang. Kebiasaan ini berbanding terbalik dengan budaya konsumtif saat ini yang kerap membeli demi tampilan atau status sosial. Padahal, memilih barang berkualitas justru lebih hemat dalam jangka panjang dan mengurangi pemborosan.

Tidak ikut menaikkan gaya hidup saat penghasilan bertambah
Kenaikan gaji bagi boomer bukan alasan untuk langsung mengganti mobil, gawai, atau liburan lebih mewah. Mereka cenderung mempertahankan gaya hidup yang sama dan memanfaatkan tambahan penghasilan untuk menabung atau melunasi utang.

Sikap ini membuat kondisi keuangan mereka lebih stabil dan siap menghadapi situasi darurat. Sebaliknya, banyak generasi muda justru merasa semakin tertekan meski penghasilan naik, karena pengeluaran ikut melonjak. Menahan diri dari inflasi gaya hidup menjadi kunci kebebasan finansial jangka panjang.

Baca Juga:  APEKSI Dorong Jiwa Entrepreneur Kepala Daerah untuk Tingkatkan PAD dan BUMD

Terbiasa masak sendiri dan menghargai sisa makanan
Memasak di rumah adalah kebiasaan yang melekat kuat pada generasi boomer. Selain lebih hemat, masakan rumahan juga dianggap lebih sehat dan bernilai. Mereka terbiasa mengelola bahan makanan dan memanfaatkan sisa masakan untuk diolah kembali.

Di tengah maraknya layanan pesan antar, dapur sering terlupakan. Padahal, memasak sendiri bukan hanya soal penghematan, tetapi juga soal kebersamaan dan rasa syukur. Dari kebiasaan sederhana ini, boomer mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari sesuatu yang baru.

Lebih nyaman membayar tunai daripada mencicil
Boomer umumnya enggan membeli sesuatu jika belum mampu membayarnya secara penuh. Mereka memilih menabung terlebih dahulu, lalu membeli saat dana sudah siap. Prinsip ini membantu mereka menghindari jeratan utang konsumtif.

Baca Juga:  Pemkot Surabaya–Pemprov Jatim Gelar Pasar Murah untuk Jangkau Hinterland dan Kawasan Padat

Berbeda dengan generasi sekarang yang mudah tergoda cicilan dan pay later, boomer lebih mengutamakan ketenangan pikiran dibanding kepuasan instan. Menunggu memang terasa lama, tetapi hasilnya adalah rasa aman tanpa beban di masa depan.

Tidak terobsesi membandingkan diri dengan orang lain
Tanpa media sosial, boomer menjalani hidup dengan ritme yang lebih tenang. Mereka tidak merasa harus selalu tampil lebih sukses, lebih kaya, atau lebih bergengsi dari orang lain. Fokus mereka adalah memenuhi kebutuhan dan mensyukuri apa yang dimiliki.

Sikap ini menjadi pelajaran penting bagi generasi muda yang kerap terjebak dalam budaya membandingkan diri. Kebahagiaan sejati, seperti yang ditunjukkan boomer, tidak selalu datang dari memiliki lebih banyak, tetapi dari rasa cukup dan syukur yang tumbuh dari dalam diri. (*)

TEMANISHA.COM