Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
TOP NEWS

Tahun Depan, Anggaran Makan Bergizi Gratis Naik Menjadi Rp 335 Triliun

19
×

Tahun Depan, Anggaran Makan Bergizi Gratis Naik Menjadi Rp 335 Triliun

Sebarkan artikel ini
Pemerintah menaikkan anggaran progran Makan Bergizi Gratis agar menjangkau lebih banyak sasaran. (Foto: Setneg/BGN).
toplegal

TOPMEDIA – Pemerintah bakal mengalokasikan anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk tahun 2026 mencapai Rp 335 triliun.

Jumlah anggaran MBG tahun 2026 tersebut naik cukup tinggi dari alokasi yang ditetapkan pada 2025 sebesar Rp 71 triliun.

TOP LEGAL PRO

Besar anggaran yang ditetapkan didasarkan pada jumlah penerima MBG pada 2026 nanti yang akan mencapai 82,9 juta orang.

Badan Gizi Nasional (BGN) menargetkan bakal memiliki 30.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dengan 82,9 juta penerima manfaat pada November 2025, dengan asumsi anggaran yang dikelauarkan tiap hari mencapai Rp 1,2 triliun atau Rp 25 triliun per bulan.

Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, dengan jumlah penerima sebanyak itu, ia memperkirakan program ini akan menelan sekitar Rp 1,2 triliun setiap harinya.

Dengan asumsi setiap SPPG atau dapur MBG berproduksi sebanyak 20-21 hari per bulan, maka besaran dana yang diperlukan untuk menyediakan makan gratis ini ditaksir bisa mencapai Rp 25 triliun setiap bulan, atau Rp 300 triliun dalam setahun.

Baca Juga:  Presiden Prabowo: Pasal 33 UUD 1945 Jadi Dasar Pembangunan Ekonomi Nasional

“Untuk dana Rp 335 triliun tahun depan itu lebih banyak untuk intervensi makan bergizi. Karena untuk intervensinya saja kami akan menggunakan kurang lebih Rp 1,2 triliun per hari atau sekitar kurang lebih Rp 25 triliun per bulan. Karena penerima manfaatnya sudah kami asumsikan mencakup 82,9 juta,” kata Dadan di Jakarta, Selasa (19/8).

Sementara itu, untuk sisa anggaran jumbo tadi akan dialokasikan untuk operasional BGN hingga dukungan manajemen.

Termasuk salah satunya untuk biaya proses digitalisasi pelaksanaan makan gratis agar setiap pengeluaran SPPG tercatat dan mudah dipantau.

“Jadi sebagian besar sih uangnya mungkin hampir 75% itu untuk intervensi makan bergizi,” tegasnya.

Per Selasa (19/8), BGN melaporkan bahwa anggaran tahun 2025 yang terserap baru sekitar Rp 10,3 triliun dari total anggaran senilai Rp 71 triliun.

Baca Juga:  Sengketa Hak Cipta Mie Gacoan dan LMK SELMI Selesai dengan Pembayaran Royalti Rp 2,2 Miliar

Ia menyebut dari jumlah dana tersebut, 20 juta orang tercatat sudah jadi penerima manfaat MBG, baik dari siswa, ibu hamil atau menyusui, serta balita.

Mengingat pemerintah mempercepat target penerima MBG jadi 82,9 juta orang hingga akhir tahun ini, BGN juga sudah disiapkan dana tambahan mencapai Rp 100 triliun hingga akhir 2025 nanti. Dana tambahan ini di luar anggaran Rp 71 triliun yang sudah disiapkan sebelumnya.

“Badan Gizi sampai hari ini kami baru menyerap Rp 10,5 triliun uang yang dianggarkan dari Rp 71 triliun, belum ada menyentuh yang di-standby-kan Rp 100 triliun,” ujar Dadan.

Namun Dadan menargetkan dari alokasi dana tambahan sebesar Rp 100 triliun tadi, program MBG hanya akan menyerap Rp 50 triliun hingga akhir tahun. Sehingga total anggaran yang akan digelontorkan untuk salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini mencapai Rp 121 triliun.

Baca Juga:  Soal Royalti Musik, Menkum Mengaku Ada Kelalaian

“Kita sudah punya Rp 71 triliun. Kemudian Pak Presiden sudah siapkan tambahan Rp 100 triliun. Setelah kami hitung-hitung, mungkin kami tidak bisa menyerap Rp 100 triliun. Makanya mungkin kami akan serap maksimal Rp 50 triliun. Karena penerima manfaat di awal 2025 ini kan bertahap ya,” tuturnya.

Meski penyerapan anggarannya kini baru Rp 10,3 triliun, Dadan mengatakan, dana makan gratis yang terserap akan terus meningkat ke depan, seiring dengan meningkatnya jumlah penerima manfaat.

Di mana per September 2025, BGN menargetkan untuk membentuk setidaknya 10.000 SPPG, sehingga dana yang akan diserap bisa mencapai Rp 10 triliun setiap bulan.

“Jadi sekarang sudah Rp 10,3 triliun, dan ini akan semakin meningkat dengan meningkatnya jumlah penerima manfaat. Nanti di bulan September, kalau kita sudah bisa membentuk kurang lebih 10.000 satuan pelayanan pemenuhan gizi, maka setiap bulan itu Rp 10 triliun sendiri,” pungkasnya. (*)

TEMANISHA.COM