Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
TOP NEWS

Surabaya Gencarkan Kampanye Stop Perkawinan Anak dan Kekerasan Anak di CFD Taman Bungkul

54
×

Surabaya Gencarkan Kampanye Stop Perkawinan Anak dan Kekerasan Anak di CFD Taman Bungkul

Sebarkan artikel ini
Pemerintah Kota Surabaya bersama Tim Penggerak (TP) PKK menggelar kampanye untuk menghentikan praktik perkawinan anak dan kekerasan terhadap anak.
toplegal

TOPMEDIA-Pemerintah Kota Surabaya bersama Tim Penggerak (TP) PKK menggelar kampanye untuk menghentikan praktik perkawinan anak dan kekerasan terhadap anak.

Kegiatan ini berlangsung bertepatan dengan Car Free Day (CFD) di Jalan Raya Darmo, tepatnya di sekitar Taman Bungkul, pada Minggu, 27 Juli 2025.

TOP LEGAL PRO

Kampanye ini melibatkan puluhan kader dari Kelompok Kerja (Pokja) I TP PKK Kota Surabaya serta partisipasi aktif dari anak-anak yang tergabung dalam berbagai komunitas dan organisasi anak.

Beberapa di antaranya adalah Forum Anak Surabaya (FAS), Duta Generasi Berencana (Duta GenRe), dan Karang Taruna.

Mereka melakukan aksi jalan kaki dari Halte Darmo hingga Taman Bungkul sambil membawa poster berisi pesan-pesan penting untuk menghentikan pernikahan dini dan tindak kekerasan terhadap anak.

Peserta kampanye juga meneriakkan yel-yel semangat untuk memperkuat pesan perlindungan hak anak, khususnya terkait penolakan terhadap perkawinan anak. Aksi ini menjadi bagian dari gerakan bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan ramah anak.

Baca Juga:  Karier DJ Panda Terancam Usai Isu Kehamilan Erika Carlina, Klub Malam Ramai-Ramai Putus Kerja Sama

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, Ida Widyawati, menuturkan bahwa kegiatan ini mencerminkan sinergi nyata antara Pemerintah Kota Surabaya dan TP PKK dalam mencegah pernikahan usia anak dan kekerasan yang masih terjadi di tengah masyarakat.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Peran ibu-ibu kader PKK sangat vital karena mereka adalah pihak yang paling dekat dengan masyarakat di tingkat bawah, seperti RT dan RW,” ungkap Ida.

Ia juga menekankan bahwa kader PKK di lingkup lingkungan paling kecil berfungsi sebagai ujung tombak penyampaian pesan edukatif kepada warga. Mereka diharapkan bisa menyampaikan pentingnya perlindungan anak melalui forum-forum lokal, baik di PKK RT maupun PKK RW.

Meskipun angka perkawinan anak di Surabaya terus mengalami penurunan, Ida mengingatkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Menurutnya, banyak kasus terjadi justru di lingkungan terdekat anak. Oleh karena itu, sinergi melalui aksi kolaboratif seperti ini perlu terus digencarkan.

Baca Juga:  Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Ungkap Alasan Penataan Parkir TJU di Jalan Tunjungan

“Anak-anak lebih mudah memahami pesan jika disampaikan oleh sesama anak. Itulah kenapa pelibatan FAS dan Duta GenRe menjadi penting, karena mereka menggunakan bahasa dan pendekatan yang lebih akrab dengan teman sebaya,” imbuhnya.

Kampanye ini juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan menyambut Hari Anak Nasional (HAN) 2025. Ida berharap, upaya ini dapat berkontribusi nyata dalam menghapuskan praktik perkawinan anak di Surabaya, dengan target jangka panjang yaitu nol kasus.

Ia juga menyebutkan bahwa anak-anak dari Forum Anak Surabaya sebelumnya telah aktif melakukan sosialisasi di pusat perbelanjaan seperti Royal Plaza. Aksi tersebut dinilai sebagai langkah positif yang perlu diapresiasi dan diteruskan.

Dalam mendukung upaya pencegahan tersebut, Pemkot Surabaya juga telah menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pengadilan Agama (PA) Surabaya.

Baca Juga:  Edukasi Pangan Bergizi, Pemkot Surabaya Ajak Anak TK dan SD Kunjungi Mini Agrowisata di HAN 2025

Kolaborasi ini bertujuan memperkuat upaya hukum dan kebijakan untuk menekan angka pernikahan di bawah umur.

“Perlindungan anak adalah tanggung jawab kita bersama, tidak hanya saat Hari Anak Nasional saja. Kami ingin memastikan setiap anak di Surabaya mendapatkan haknya untuk tumbuh dengan pendidikan dan pengasuhan yang layak,” ujar Ida.

Sementara itu, Ketua Pokja I TP PKK Kota Surabaya, Rosa Sovana, turut mengajak seluruh kader PKK untuk berperan aktif dalam menyosialisasikan gerakan penghentian kekerasan terhadap anak dan perempuan, termasuk pencegahan perkawinan usia dini.

“Kami menyerukan kampanye ini agar pesan-pesan penting bisa tersampaikan ke seluruh lapisan masyarakat. Surabaya telah menyandang predikat Kota Layak Anak, maka hak-hak anak harus terus dijaga dan dipenuhi,” tegas Rosa.

Dengan semangat kebersamaan antara pemerintah, organisasi anak, dan masyarakat, diharapkan Surabaya semakin konsisten menjadi kota yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

 

TEMANISHA.COM