TOPMEDIA – Tinggal beberapa pekan, Indonesian Super League digelar, federasi masih buka tutup regulasi terkait pemain asing yang dapat merumput di kompetisi teratas liga ini.
Sempat dihembuskan setiap klub peserta dapat memiliki pemain asing sebanyak 11 pemain, dan yang diturunkan secara bersama 8 pemain, dalam persiapan yang semakin mepet, PSSI melalui ketua umum Erick Thohir meminta operator liga mengkaji ulang rencana tersebut.
“Saya hari ini sudah mengirimkan surat ke PT LIB, di mana kami PSSI sudah rapat dan mungkin minggu depan LIB akan bertemu kami bahwa kami melihat untuk delapan pemain dalam satu game itu terlalu banyak. Jadi kita memutuskan itu tujuh,” ujar Erick ketika ditemui, Rabu (16/7), seperti dilansir CNN.
Penambahan pemain asing tersebut mendapat sorotan pengamat sepak bola tanah air. Banyak insan sepak bola menganggap kebijakan 11 pemain menghambat talenta dalam negeri tersumbat, ditambah jumlah kompetisi di Indonesia hanya Super League saja.
Di banyak negara, di Eropa misalnya. Jumlah kuota pemain asing memang berjumlah besar dan dominan. Namun, di Inggris contohnya, disana kompetisi tak hanya Premiere League (EPL). Mereka memiliki piala FA , Piala Carabao (EFL).
Dengan banyaknya kompetisi dan turnamen tersebut, setiap tim yang memiliki kedalaman pemain dengan pemain lokal, mereka akan tetap memiliki menit bermain setidaknya di turnamen maupun piala yang digulir reguler di negeri Pangeran Charles itu.
Indonesia. Praktis hanya memiliki liga utama yang disebut I-Super League yang sebelumnya dikenal dengan Liga 1. Kedalaman tim akan timpang jika hanya bermain dalam 1 kompetisi saja, artinya, setiap pemain inti (asing) akan mendominasi tim dan selama performa konsisten, maka pemain lokal tidak akan memiliki kesempatan.
Pertimbangan itulah yang menjadi pikir ulang federasi sebelum diketuk palu sebagai regulasi semusim depan. Instruksi Erick Thohir juga mewajibkan setiap tim wajib memainkan pemain U-23 selama 45 menit atau 1 babak. Padahal, saat RUPS tanggal 7 Juli 2025 lalu, PT.LIB mendorong klub peserta liga memakai 11 pemain asing.
KRITIK DARI PENGAMAT
Akmal Marhali, aktivis Save Our Soccer dan pengamat sepak bola mengatakan bahwa aturan 8 pemain asing yang diturunkan adalah mereduksi spirit pembangunan sepak bola nasional.
Pria berkacamata itu memahami tujuan PSSI untuk muncul sebagai kekuatan sepak bola Asean dalam rangking saat ini. Akmal mengatakan bahwa banyaknya pemain asing yang diturunkan secara bersamaan tidak dapat menyaring pemain lokal berkualitas.
Ia mencontohkan musim lalu saat aturan 6-7 pemain yang merumput kita kesulitan menemukan pemain berkualitas. Ditambah, ini akan berpengaruh pada financial klub. Seperti diketahui, bahwa di beberapa klub juga banyak persoalan penunggakan gaji pemain.