TOPMEDIA – BRI Super League musim 2025/2026 semakin dekat! PT. Liga Indonesia Baru (LIB) terus mematangkan persiapan, termasuk perubahan signifikan yang dijanjikan bakal membuat kompetisi ini lebih kompetitif dan menarik.
Berbagai aspek, mulai dari hadiah, aturan pemain asing, hingga potensi dicabutnya larangan suporter tandang, sedang disiapkan matang-matang.
PT. LIB menegaskan bahwa musim ini akan ada perubahan besar dalam skema hadiah dan subsidi. Berbeda dengan musim lalu, hadiah dan subsidi akan jauh lebih besar.
Feri menjelaskan bahwa fixed contribution naik 70%, sementara variabelnya naik hingga 100%. Hadiah untuk juara pun akan meningkat 40%.
Skema hadiah ini menggunakan sistem merit system yang umum digunakan di liga-liga lain, dihitung berdasarkan peringkat, rating, dan beberapa aspek lainnya. Dengan peningkatan ini, diharapkan klub-klub akan semakin termotivasi untuk bersaing.
Musim 2025/2026 akan memberlakukan aturan baru terkait pemain asing. Setiap tim diperbolehkan mendaftarkan 11 pemain asing, dengan 9 pemain di dalam daftar susunan pemain (DSP), dan 7 di antaranya boleh dimainkan secara bersamaan di lapangan.
Selain itu, ada juga aturan baru untuk pemain muda (U-23). Setiap tim wajib memainkan pemain junior kelahiran 2003 sekurang-kurangnya 45 menit di setiap pertandingan.
Setidaknya, lima pemain muda harus didaftarkan di DSP. Aturan ini diharapkan bisa memberi lebih banyak kesempatan bagi para pemain muda Indonesia untuk berkembang.
Salah satu isu paling hangat yang menjadi perhatian suporter adalah larangan suporter tandang pasca tragedi Kanjuruhan.
Setelah berjalan dua musim, PT. LIB kini tengah menyusun formula agar larangan ini bisa dicabut dengan beberapa ketentuan.
Menurut Feri, skema suporter tandang akan dibagi menjadi tiga kategori:
- Rivalitas Tinggi: Pertandingan dengan rivalitas tinggi, seperti Persija vs Persib dan Persebaya vs Arema FC, tetap tidak akan mengizinkan suporter tandang. Aturan ini juga sejalan dengan rekomendasi dari FIFA.
- Lampu Kuning: Pertandingan dengan tensi sedang atau semi-rivalitas, seperti Persis Solo melawan PSIM, masih berada di daftar “lampu kuning”. Keputusan untuk mengizinkan suporter tandang akan dipertimbangkan lebih lanjut.
- Hubungan Baik: Pertandingan yang tidak memiliki rivalitas tinggi dan kedua tim serta suporternya memiliki hubungan yang baik, berpotensi besar untuk mengizinkan suporter tandang.
Rencana pencabutan larangan ini masih menunggu finalisasi regulasi dalam 1-2 hari ke depan.
Sebagai penutup, ada perubahan nama dari BRI Liga 1 menjadi BRI Super League. Pergantian nama ini juga akan diikuti dengan desain trofi baru, menandai era baru sepak bola Indonesia yang lebih profesional dan kompetitif.
Bagi tim promosi PSIM Jogjakarta, mereka dipastikan akan menggunakan Stadion Sultan Agung, Bantul dan Stadion Maguwoharjo sebagai kandang mereka musim depan.
Dengan berbagai perubahan menarik ini, BRI Super League 2025/2026 menjanjikan kompetisi yang lebih seru dan tak terduga. (*)