TOPMEDIA – Perkembangan e-commerce di Indonesia telah menjadi katalisator utama bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan perusahaan besar untuk menembus pasar lebih luas, menekan biaya operasional, serta memanfaatkan teknologi digital.
Adopsi belanja daring yang pesat, terlebih didorong oleh pandemi COVID-19 memacu pertumbuhan Gross Merchandise Value (GMV) e-commerce Indonesia dari USD 53,8 miliar pada 2021 menjadi USD 62 miliar pada 2022, dan mencapai USD 68 miliar sepanjang 2023.
Di balik lonjakan omzet ini, puluhan juta pelaku usaha memanfaatkan platform marketplace dan media sosial untuk memperluas jangkauan konsumen, meningkatkan efisiensi pemasaran, serta mengakses solusi logistik dan pembayaran digital.
Beberapa studi akademik dan survei industri menegaskan dampak positif e-commerce terhadap pertumbuhan bisnis:
Penelitian yang dilakukan Purnama Ramadani Silalahi menyebut e-commerce memudahkan UMKM memperluas pemasaran produk, mengatasi kendala akses pasar tradisional, dan mendorong peningkatan volume penjualan melalui platform digital.
Adopsi e-commerce juga berkontribusi signifikan terhadap kenaikan penjualan rata-rata 20% per tahun, ekspansi pasar ke kota-kota baru dan luar negeri, dan efisiensi operasional hingga 15% melalui otomatisasi pemesanan dan pembayaran.
“E-commerce tidak hanya soal etalase digital, tetapi membuka akses pasar tanpa batas geografis. Bagi UMKM, ini berarti peluang ekspor mikro dan peningkatan brand awareness yang sebelumnya sulit dicapai,” ujar Dr. Triyonowati, M.Si., Dosen Manajemen Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala.
Data menunjukkan bahwa platform daring membantu pelaku usaha meminimalkan biaya pemasaran hingga 30%, sekaligus menciptakan ekosistem kolaboratif dengan penyedia logistik dan fintech. Ini mempercepat pertumbuhan omzet e-commerce nasional.
Pertumbuhan GMV e-commerce Indonesia dari USD 53,8 miliar (2021) ke USD 68 miliar (2023) mencerminkan peran sentral kanal daring dalam mendorong perkembangan usaha, khususnya UMKM.
Riset menunjukkan peningkatan penjualan 20%, ekspansi pasar, dan efisiensi operasional hingga 15% berkat e-commerce.
Kolaborasi antara pemerintah, pelaku platform, dan sektor logistik-fintech akan semakin penting untuk menjaga momentum pertumbuhan ini dan meningkatkan inklusi digital bagi seluruh pelaku usaha di Indonesia. (*)