Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
TOP FIGURES

Ryu di Antara Motivasi, Perjuangan, dan Previledge

12
×

Ryu di Antara Motivasi, Perjuangan, dan Previledge

Sebarkan artikel ini
toplegal

TOPMEDIA – Kisah perundungan belum berakhir. Perundungan bisa terjadi pada siapapun, termasuk pada anak-anak.

Ryu Kintaro. Bocah berusia 9 tahun ini viral dengan konten miliknya yang mengatakan “perintis” dan “pewaris”.

TOP LEGAL PRO

Ryu tidak berangkat dari keluarga di bawah garis kemiskinan atau wilayah menengah ekonomi. Dia lahir dari keluarga kaya dan terhormat.

“Motivasi” bocah ini sontak membuat gaduh netizen dengan ragam komentar menanggapi konten tersebut.

“Yang paling seru adalah hidup sebagai perintis, gak ada yang nunjukin arah, gak ada yang ngejamin hasil” kata Ryu seperti ditulis akun pore official.

“Justru itu asyiknya” kata Ryu yang secara notabene dari keluarga yang kaya.

KELUARGA RYU

Ryu terlahir dari keluarga berkecukupan bahkan lebih. Namun, siapa sangka ayah Ryu justru menjadi cermin dirinya melihat betapa jatuh bangun ayahnya.

Baca Juga:  Abdul Rahman Agu, Sosok Pahlawan Dari Kecelakaan KM. Barcelona Di Sulawesi Utara

Christopher Sebastian, pernah terjerat dunia kelam narkoba dan judi bola. Dalam masa rehabilitasi, dia menemukan dirinya dan mulai bangkit dari kejatuhan mental dan financial.

Sebastian membangun usaha di sektor otomotif, dia juga sebagai CEO di perusahaan yang dia dirikan bernama Makko Group.

Makko Group perusahaan yang tak bisa dilihat biasa. Christopher mengendalikan bisnisnya hingga menjadi distributor tujuh merek kaca film ternama, termasuk First Klass, Masterpiece, Blacklist, hingga Johnson.

Jaringan grosir kaca film dan karpet mobil berkelas (first class) dan bermitra dengan bengkel perawatan kendaraan.

Ayah Ryu juga membangun sektor bisnis kuliner dengan lima restoran, dan spa berbasis online. Christopher memiliki sebaran bisnis di segala lini.

Baca Juga:  Membaca Efisiensi dan Efektifitas Kebijakan dari Langkah Menko Pangan Zulhas Kumpulkan Nasi Kotak di Ruang Rapat

PASCA VIRAL RYU TAK BERANI KE SEKOLAH

Ada cerita dari pengakuan Willie Salim. Seorang konten kreator yang pernah viral juga.

Willie mendengar Ryu mengalami perundungan hingga ia tak berani ke sekolah karena sedih.

Kata Willie, dia mengundang Ryu dan orang tuanya ke rumahnya. Disana Ryu menceritakan ketakutan dirinya ke sekolah karena video itu.

Banyak netizen mengatakan bahwa anak sekecil Ryu sebaiknya fokus sekolah saja.

Ryu dianggap sebagai orang yang sok tahu di usia sekecil itu.

Namun, ada juga yang mengatakan bahwa anak sekecil Ryu sudah memiliki mindset yang melampaui usianya.

Video Ryu menjadi diskursus antara previledge, perjuangan, dan motivasi. Seorang netizen mengatakan bahwa motivasi itu harus dari pemahaman yang utuh, bukan dari buku dan teori.

Baca Juga:  Banyak Ide Kemilau pada Sepak Bola Nasional, Publik Dorong Ratu Tisha sebagai Ketum PSSI

Banyak yang mengatakan bahwa pernyataan Ryu tidak relevan dengan kondisi ekonominya yang mapan.

Tak hanya terkait soal previledge dan nilai perjuangan, ada juga yang menganggap konten Ryu irisan dari eksploitasi anak. Sebab, anak seusia ini tidak bisa dimanfaatkan sebagai konten.

Melihat kecerdasan Ryu memang tidak seperti anak seusianya kebanyakan. Ryu diantara kemampuan dirinya membaca persoalan dan membaca referensi atau kemampuan dirinya membaca perjalanan ayahnya .

Ayah Ryu dengan segala sepak terjang mendirikan usaha, yang hari ini sebagai pengusaha sukses yang berangkat dari latar gelap narkoba dan judi. (*)

 

TEMANISHA.COM