TOPMEDIA – Bank Indonesia (BI) menegaskan kesiapannya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan kecukupan likuiditas pasar. Pernyataan ini disampaikan di tengah gejolak pasar domestik, yang ditandai dengan aksi demonstrasi dan pelemahan nilai tukar rupiah serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI, Erwin Gunawan Hutapea, memastikan bahwa BI akan terus hadir di pasar untuk memastikan pergerakan Rupiah sejalan dengan nilai fundamentalnya melalui mekanisme pasar yang sehat.
Untuk meredam gejolak dan menyeimbangkan permintaan-penawaran valuta asing (valas), BI memperkuat langkah-langkah stabilisasi, baik di pasar domestik maupun luar negeri. Intervensi ini dilakukan antara lain melalui intervensi di pasar off-shore dengan transaksi non-deliverable forward (NDF).
Selain itu juga intervensi di pasar domestik dengan transaksi spot, domestic non-deliverable forward (DNDF), serta pembelian dan penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Selain itu, BI juga memastikan kecukupan likuiditas Rupiah dengan menyediakan akses likuiditas bagi perbankan melalui berbagai instrumen, seperti transaksi repo, fx swap, pembelian SBN, dan lending/financing facility.
Upaya ini bertujuan agar perbankan tetap memiliki ruang yang cukup untuk menjalankan fungsi intermediasi dan menjaga stabilitas sistem keuangan nasional.
Pada pembukaan perdagangan hari Senin (1/9), Rupiah sempat menguat tipis ke level Rp16.472 per dolar AS, setelah sebelumnya ditutup merosot ke level Rp16.499. Namun, sentimen internal dari aksi demonstrasi di beberapa lokasi di Jakarta dinilai turut memengaruhi pelemahan ini. Hal ini diungkapkan oleh ekonom Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto.
Senada dengan itu, pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan Rupiah berpeluang fluktuatif dan melemah di rentang Rp16.490-16.520 akibat ketegangan sosial dan politik yang memanas.
Gejolak ini juga terlihat pada pasar saham. Laju IHSG anjlok 3% pada pembukaan perdagangan Senin, turun hingga 3,55% ke posisi 7.552. Sebanyak 616 saham melemah dan seluruh sektor saham tercatat memerah, menyoroti respons negatif pasar terhadap sentimen domestik.
Meskipun demikian, dengan komitmen BI untuk menjaga stabilitas dan likuiditas, diharapkan gejolak pasar dapat terkendali dan kepercayaan investor dapat terjaga. (*)