TOPMEDIA – Pada Minggu (21/9), di sebuah stadion di Glendale, Arizona, Trump dan Musk tampak berjabat tangan dan berbincang. Momen ini terjadi di tengah acara duka yang dihadiri puluhan ribu orang, sebagai penghormatan terakhir bagi Charlie Kirk, seorang tokoh yang sangat dihormati oleh pendukung Trump. Baik akun resmi Gedung Putih di X maupun akun pribadi Musk turut membagikan foto kebersamaan mereka, dengan Musk menuliskan “For Charlie” sebagai keterangan fotonya. Pertemuan ini memicu spekulasi bahwa keduanya sedang dalam proses rekonsiliasi.
Sejarah Hubungan yang Penuh Gejolak
Sebelumnya, hubungan Trump dan Musk terjalin cukup erat. Musk diketahui menyumbang lebih dari US$270 juta untuk kampanye kepresidenan Trump pada tahun 2024 dan bahkan ikut berkampanye di beberapa negara bagian kunci.
Setelah Trump memenangkan pemilihan, ia menunjuk Musk untuk memimpin Kementerian Efisiensi Pemerintah Federal AS (DOGE), sebuah kementerian baru yang dibentuk untuk mengontrol pengeluaran dan memangkas anggaran negara. Namun, hubungan keduanya mulai memburuk setelah Gedung Putih mengusulkan Rancangan Undang-Undang (RUU) terkait pajak dan belanja negara, yang dianggap Musk sebagai “sangat gila dan merusak.”
Perseteruan mereka memuncak di media sosial. Musk menuduh Trump terlibat dalam “berkas Epstein,” dan Trump bahkan mengancam akan “mempertimbangkan” ide untuk mendeportasi Musk. Pasca-keretakan ini, Musk sempat mengumumkan rencana untuk membentuk partai politiknya sendiri bernama “America First” sebagai bentuk perlawanan terhadap Trump dan Partai Republik. Namun, dengan pertemuan terbaru ini, publik menantikan arah hubungan mereka selanjutnya. (*)