TOPMEDIA – Geliat naturalisasi pemain keturunan asal Belanda untuk Timnas Indonesia belum juga surut. Gelombang naturalisasi bak “tsunami” yang terus datang, memunculkan pro-kontra di tengah publik sepak bola nasional.
Di satu sisi, naturalisasi dinilai mampu mendongkrak kekuatan Timnas demi target jangka pendek, terutama lolos ke Piala Dunia 2026.
Namun, di sisi lain, banyak pihak menilai langkah ini justru bisa melemahkan upaya pengembangan talenta lokal.
Kepala Pemandu Bakat PSSI, Simon Tahamata, ikut angkat bicara soal fenomena tersebut.
Legenda Ajax Amsterdam berdarah Ambon, Maluku, ini menilai Indonesia semestinya bisa berdiri di atas kaki sendiri dengan mengembangkan pemain muda lokal.
“Sudah seharusnya Indonesia tidak perlu lagi menaturalisasi pemain dari Belanda untuk tim Merah Putih. Kita harus bisa mengembangkan talenta-talenta lokal yang ada,” ujar Simon dalam ajang Garuda International Cup 2025.
Meski begitu, Simon memahami bahwa saat ini PSSI memang sedang berfokus pada target besar yakni membawa Indonesia tampil di Piala Dunia 2026.
Oleh karena itu, ia tidak mempermasalahkan langkah naturalisasi yang kini ditempuh.
Namun, pria 69 tahun itu mengingatkan agar ke depan Indonesia harus memberi perhatian serius pada pembinaan usia muda.
Dari pengamatannya, talenta lokal sebenarnya tidak kalah bersinar dibanding pemain keturunan.
“Saya melihat banyak orang panggil pemain dari Belanda atau dari mana yang punya darah Indonesia,” ucap Simon penuh keheranan.
Kehadiran Simon Tahamata sebagai “mata elang” PSSI diharapkan bisa membawa perubahan positif, sekaligus mengembalikan kepercayaan diri sepak bola nasional dalam membangun fondasi dari talenta lokal. (*)
Ket foto : Simon Tahamata (BOLASPORT)