TOPMEDIA-Putri Kekaisaran Jepang, Putri Aiko (Toshi), anak tunggal Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako, baru-baru ini menjadi perbincangan hangat.
Akun Instagram @japanese.yoshi di unggahnya menuliskan, dalam kunjungan resminya ke Brasil, sang putri terlihat duduk di kursi kelas ekonomi seperti penumpang biasa.
Bahkan, dengan jadwal yang begitu padat, ia sempat tertidur di kursinya.
Potret sederhana ini sontak menuai banyak pujian dari masyarakat dunia, termasuk warganet Indonesia, yang menganggapnya sebagai cerminan kerendahan hati dan dedikasi.
Fenomena ini memunculkan pertanyaan menarik: apakah gaya hidup sederhana ala kekaisaran Jepang masih relevan di zaman sekarang?
Keluarga kekaisaran Jepang dikenal menjaga citra penuh wibawa namun tetap rendah hati.
Sejak era sebelumnya, para anggota keluarga kerajaan sering menampilkan gaya hidup sederhana. Mereka tidak jarang menggunakan transportasi umum, makan makanan sederhana, atau menolak fasilitas berlebihan.
Putri Aiko bukan yang pertama melakukan hal tersebut.
Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako pun sering menunjukkan sikap serupa dalam berbagai kesempatan.
Hal ini sejalan dengan nilai budaya Jepang yang menjunjung tinggi etos kerja, pengendalian diri, serta rasa hormat terhadap sesama.
Prinsip hidup yang dekat dengan filosofi wabi-sabi ini menekankan penghargaan pada kesederhanaan, ketulusan, dan kerendahan hati.
Di tengah maraknya budaya konsumtif, tren “flexing” atau pamer kekayaan di media sosial, serta gaya hidup mewah para tokoh publik di berbagai belahan dunia, sikap sederhana seperti yang diperlihatkan Putri Aiko justru terasa segar dan menyejukkan.
Sikap ini menunjukkan bahwa status sosial tertinggi tidak harus selalu ditunjukkan dengan kemewahan. Justru sebaliknya, kesederhanaan memberikan pesan kuat bahwa kemuliaan tidak bergantung pada materi, melainkan pada sikap, dedikasi, dan cara memperlakukan orang lain.
Mengapa kesederhanaan masih penting hingga sekarang? Ada beberapa alasan:
Teladan moral bagi generasi muda, Anak muda saat ini rentan terjebak dalam gaya hidup pamer. Figur publik sederhana bisa menjadi inspirasi nyata.
Ketika seorang putri kerajaan memilih naik ekonomi, masyarakat merasa ia tidak berjarak, melainkan dekat dengan kehidupan sehari-hari rakyat.
Sikap Putri Aiko juga menjadi cermin bagi pemimpin di negara lain, termasuk Indonesia.
Di saat beberapa pejabat publik kerap menuai kritik karena menampilkan gaya hidup mewah, teladan dari Jepang menunjukkan bahwa kesederhanaan justru meningkatkan wibawa dan rasa hormat dari masyarakat.
Selain itu, gaya hidup sederhana juga relevan dengan tantangan global saat ini, mulai dari krisis ekonomi, isu lingkungan, hingga ketimpangan sosial.
Dengan memilih hidup sederhana, tokoh publik memberi pesan kuat bahwa mereka peduli, memahami, dan tidak berjarak dengan rakyatnya.
Kisah Putri Aiko yang naik pesawat ekonomi hingga tertidur di kursinya bukan sekadar cerita ringan.
Itu adalah simbol kuat tentang nilai yang dijaga oleh kekaisaran Jepang: kerendahan hati, disiplin, dan kesederhanaan.
Di era modern yang penuh gemerlap, gaya hidup sederhana tetap relevan, bahkan semakin penting.
Putri Aiko mengingatkan kita bahwa kemuliaan sejati tidak ditentukan oleh fasilitas mewah yang dinikmati, melainkan oleh sikap rendah hati dan ketulusan hati dalam melayani sesama.,