TOPMEDIA – Presiden Prabowo Subianto akhirnya buka suara terkait polemik proyek Kereta Cepat Whoosh yang belakangan ramai diperbincangkan publik. Dengan nada tegas, Prabowo menyatakan siap menanggung penuh seluruh tanggung jawab atas proyek tersebut, termasuk urusan pembiayaan dan utang yang menyertainya.
Menurutnya, pembangunan transportasi publik seperti Whoosh tidak bisa hanya dinilai dari sisi keuntungan finansial semata. Proyek semacam ini, kata Prabowo, merupakan bentuk kewajiban pelayanan negara atau Public Service Obligation (PSO), sebuah tanggung jawab pemerintah untuk menghadirkan manfaat nyata bagi rakyat. “Manfaatnya untuk rakyat jauh melampaui angka keuntungan. Ini adalah pelayanan publik yang harus dijalankan negara,” ujar Prabowo dengan mantap.
Lebih jauh, Presiden juga menegaskan bahwa setiap pembiayaan proyek besar akan selalu dikaitkan dengan komitmennya dalam memberantas korupsi dan kebocoran anggaran. Ia ingin memastikan bahwa uang rakyat benar-benar kembali kepada rakyat, salah satunya dalam bentuk pembangunan dan pelayanan transportasi yang efisien.
Tak hanya itu, Prabowo juga menetapkan target ambisius: memperpanjang jalur kereta cepat Whoosh hingga Banyuwangi, melebihi rencana awal yang hanya sampai Surabaya.
Langkah ini, menurutnya, bukan hanya soal konektivitas, tetapi juga soal dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dengan Whoosh, ia berharap kemacetan bisa berkurang, polusi menurun, dan mobilitas masyarakat semakin mudah. “Manfaatnya jauh lebih besar dibandingkan beban biaya tahunannya. Ini investasi untuk masa depan bangsa,” tegas Prabowo.
“InsyaAllah. Saya minta tidak hanya Surabaya, tapi sampai Banyuwangi. Surabaya itu zaman dulu, sekarang Banyuwangi,” ujar Presiden Prabowo dengan penuh semangat.
Dengan pernyataan itu, Prabowo ingin menegaskan satu hal: pemerintah tidak akan mundur dari tanggung jawab, dan Whoosh adalah bagian dari visi besar untuk membangun Indonesia yang efisien, bersih, dan berkelanjutan. (*)



















