Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
ENTREPRENEURSHIP

Potret Ekspor Sektor Kewirausahaan Indonesia, Produk Pertanian dan Industri Kreatif Mendominasi

39
×

Potret Ekspor Sektor Kewirausahaan Indonesia, Produk Pertanian dan Industri Kreatif Mendominasi

Sebarkan artikel ini
Produk hasil industri kreatif merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan sektor kewirausahaan. (Foto: Istimewa)
toplegal

TOPMEDIA – Sektor kewirausahaan Indonesia terus menunjukkan kontribusi signifikan terhadap ekspor nasional, terutama melalui pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang mulai menembus pasar global.

Dalam empat tahun terakhir, tren ekspor dari sektor ini mengalami dinamika yang menarik, baik dari sisi nilai, komoditas unggulan, maupun negara tujuan.

ROYALTI MUSIK

Sektor kewirausahaan tak hanya menjadi penopang ketersediaan lapangan kerja dan pendorong pertumbuhan ekonomi, namun juga berkontribusi dalam kinerja ekspor.

Tren Nilai Ekspor

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Perdagangan, pada tahun 2022 nilai ekspor Indonesia mencapai USD 268 miliar atau mengalami peningkatan 26,07 persen dari tahun sebelumnya, dimana 15 persennya dikontribusi dari sektor kewirausahaan.

Pada 2023, nilai ekspor mencapai USD 258,8 miliar, angka ini mengalami penurunan sebesar 3,43 persen dari tahun 2022. Dari nilai ekspor tersebut, 17 persennya adalah dari sektor kewirausahaan.

Baca Juga:  Hindari Kenaikan Pajak, Wali Kota Surabaya Pilih Skema Pembiayaan Alternatif untuk Proyek Infrastruktur

Kemudian nilai ekspor pada 2024 sebesar USD 264,7 miliar, mengalami peningkatan 2,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun tersebut kontribusi sektor kewirausahan sebesar 18 persen.

Sementara di tahun 2025, Kementerian Perdagangan mengistimasikan nilai ekspor sebesar USD 270 miliar dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 2 persen dan kontribusi sektor kewirausahaan ditarget mencapai 20 persen.

Komoditas Unggulan dari Sektor Kewirausahaan

Pelaku kewirausahaan Indonesia mengekspor beragam produk diantara komoditas unggulannya adalah hasil pertanian dan produk industri kreatif seperti fashion, kerajinan, hingga produk dekorasi.

Beberapa komoditas yang konsisten menjadi unggulan diantaranya:
– Produk Pertanian dan Perkebunan: Kopi, teh, rempah-rempah, kelapa, dan hasil olahan seperti virgin coconut oil.
– Produk Fashion dan Kerajinan: Batik, tenun, tas kulit, sepatu handmade, dan aksesoris etnik.
– Produk Makanan Olahan: Camilan tradisional, bumbu instan, dan makanan sehat berbasis lokal.
– Produk Kecantikan dan Herbal: Skincare berbahan alami, minyak atsiri, dan jamu modern.
– Produk Furnitur dan Dekorasi: Rotan, bambu, kayu jati, serta home decor berbasis desain lokal.

Baca Juga:  Pemulihan Cagar Budaya Surabaya: Momentum Sinergi Antara Sejarah, Gaya Hidup, dan Peluang Ekonomi Kreatif

Menurut Verani Hartati, Kepala Laboratorium Supply Chain Management Universitas Widyatama, produk UMKM memiliki keunggulan dan pasar tersendiri, sehingga potensi ekspornya cukup besar.

“Produk UMKM memiliki keunggulan diferensiasi budaya dan nilai tambah lokal. Namun, tantangan terbesar adalah konsistensi kualitas dan logistik ekspor yang efisien,” jelasnya.

Negara Tujuan Ekspor Utama

Negara tujuan ekspor sektor kewirausahaan Indonesia cukup beragam, dengan tren sebagai berikut:
– Amerika Serikat dengan komoditas seperti fashion, makanan olahan, dekorasi rumah.
– Jepang dengan komoditas seperti produk herbal, makanan sehat, kerajinan.
– Singapura dengan komoditas seperti skincare, makanan instan, batik modern.
– Jerman dengan komoditas seperti furnitur, kopi, dan produk kreatif.
– Australia dengan komoditas seperti makanan ringan, produk kecantikan.

Baca Juga:  Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen, Ini Strateginya

Setijadi, CEO Supply Chain Indonesia, menekankan pentingnya cold chain dan teknologi pengemasan untuk produk pertanian dan makanan olahan. “Tanpa sistem logistik yang terintegrasi, produk UMKM akan sulit bersaing di pasar global,” ujarnya.

Sektor kewirausahaan Indonesia menunjukkan tren positif dalam ekspor, dengan kontribusi yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Komoditas unggulan seperti kopi, batik, dan produk herbal menjadi wajah baru Indonesia di pasar global. Namun, tantangan logistik, sertifikasi, dan konsistensi kualitas masih menjadi hambatan utama.

Untuk memperkuat posisi ekspor UMKM, diperlukan sinergi antara pelaku usaha, pemerintah, dan akademisi dalam hal pelatihan, pembiayaan, dan digitalisasi.

Jika strategi ini dijalankan konsisten, target kontribusi ekspor UMKM sebesar 20 persen di tahun 2025 bukanlah mimpi. (*)

TEMANISHA.COM