Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
ENTREPRENEURSHIP

Potensi Wirausaha Berbasis Kearifan Lokal: Dari Batik hingga Batu Alam, Prospek Cerah di Era Ekonomi Kreatif

10
×

Potensi Wirausaha Berbasis Kearifan Lokal: Dari Batik hingga Batu Alam, Prospek Cerah di Era Ekonomi Kreatif

Sebarkan artikel ini
Batu alam menjadi salah satu kekayaan alam yang banyak dimanfaatkan untuk kerajinan. (Foto: Istimewa)
toplegal

TOPMEDIA – Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan budaya dan sumber daya alam yang melimpah. Dari batik dan tenun tradisional, kerajinan batu alam, hingga rempah-rempah yang melegenda sejak era perdagangan internasional, semua ini menjadi modal besar bagi lahirnya wirausaha berbasis kearifan lokal.

Wirausaha berbasis kearifan lokal kini menjadi salah satu motor penggerak ekonomi kreatif Indonesia.

HALAL BERKAH

Di tengah tren global yang semakin menghargai produk autentik, berkelanjutan, dan ramah lingkungan, wirausaha berbasis kearifan lokal tidak hanya berfungsi sebagai pelestarian budaya, tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi kreatif.

Dengan dukungan teknologi digital dan tren gaya hidup global yang semakin menghargai keaslian, potensi usaha ini diprediksi terus berkembang pesat.

Baca Juga:  Dari Olahraga ke Bisnis: Raya Run 2025 Buka Peluang Bagi UMKM dan Ekonomi Kreatif

Batik dan Tenun Tradisional

Batik dan tenun adalah warisan budaya yang diakui UNESCO. Inovasi desain kontemporer membuat produk ini relevan di pasar modern.

Tenun dari berbagai daerah seperti Sumba, Lombok, dan Kalimantan juga memiliki nilai seni tinggi.
Kini batik dan tenun tidak hanya hadir dalam bentuk kain tradisional, tetapi juga diadaptasi menjadi busana modern, aksesori, hingga dekorasi rumah.

E-commerce dan media sosial membuka peluang ekspor. Produk batik dan tenun Indonesia sudah menembus pasar Eropa, Amerika, dan Jepang.

Batu Alam dan Kerajinan

Indonesia memiliki beragam jenis batu alam seperti marmer, granit, dan batu akik. Batu alam dari berbagai daerah di Indonesia dimanfaatkan untuk kerajinan rumah tangga, interior, hingga perhiasan.

Baca Juga:  Mental Health Day 2025 di Universitas Ciputra Surabaya Juga Ajak UMKM Unjuk Gigi

Permintaan produk berbasis material alami meningkat seiring kesadaran masyarakat terhadap keberlanjutan.
Tren arsitektur ramah lingkungan juga turut meningkatkan permintaan produk berbasis material alami.

Rempah-Rempah dan Produk Herbal

Indonesia dikenal sebagai “spice archipelago” sejak abad ke-15. Rempah-rempah menjadi komoditas utama dalam perdagangan dunia.

Kini rempah tidak hanya digunakan untuk kuliner, tetapi juga dikembangkan menjadi kosmetik herbal, aromaterapi, dan minuman kesehatan.

Berkembangnya tren gaya hidup sehat dan produk organik membuat rempah Indonesia semakin diminati di pasar internasional.

Pasar global untuk produk organik dan natural terus tumbuh, memberi peluang ekspor besar.
Menurut penelitian, wirausaha berbasis kearifan lokal mampu meningkatkan ekonomi daerah tanpa merusak struktur sosial.

Baca Juga:  Kisah Inspiratif Pencipta Mi Instan: Bangkit dari Kegagalan di Usia 48 Tahun

Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Koperasi dan UKM terus mendorong pengembangan produk lokal.

Adanya platform marketplace seperti Tokopedia, Shopee, dan Etsy menjadi jembatan bagi UMKM lokal untuk menjangkau konsumen global.

Potensi wirausaha berbasis kearifan lokal di Indonesia sangat besar. Batik, tenun, batu alam, dan rempah-rempah bukan hanya simbol budaya, tetapi juga aset ekonomi yang mampu bersaing di pasar global.

Dengan dukungan digitalisasi, inovasi desain, serta tren konsumen yang mengutamakan produk autentik dan berkelanjutan, prospek usaha ini ke depan semakin cerah.

Indonesia memiliki peluang untuk menjadikan kearifan lokal sebagai pilar utama ekonomi kreatif, sekaligus memperkuat identitas bangsa di mata dunia. (*)

TEMANISHA.COM