TOPMEDIA – Dua gadis asal Russia harus dikeler kepolisian negeri beruang merah itu akibat postingan mereka sedang nge-rap di depan depo minyak Russia yang terbakar akibat serangan drone Ukraina.
Dasha Vladimirovna (21) dan Karina Evgenyevna (19) merekam diri mereka yang berakibat berurusan dengan kepolisian setempat.
Dalam postingan itu, mereka memuji serangan Ukraina yang gagal dicegah pertahanan udara pemerintahan Putin.
Video itu diunggah untuk melacak Crimson Dawn oleh penyanyi Endshpil rapper Russia.
Dalam video yang viral itu, dua gadis itu ditemani seorang pria yang tidak diketahui identitasnya.
Hanya saja, pria tersebut tidak diketahui dibawa juga ke polisi atau tidak.
“Selama pemantauan ditemukan sebuah publikasi yang menunjukan dua gadis merekam video dengan latar kebakaran di Sochi” seperti diberitakan newscom.au.
Polisi melakukan penyelidikan dan melakukan berbagai langkah untuk mengidentifikasi dua gadis berambut pirang itu.
Tindakan mereka akan dikaji secara hukum yang berlaku disana. Sumber lain menyatakan bahwa kedua gadis itu telah ditahan.
Kelompok pro-perang Russia mendesak otoritas Russia agar mendesak mereka membuat permintaan maaf.
Kejadian ini terjadi di dekat bandara Sochi, Russia. Yekaterina Mizulina selaku kepala internet Russia mengatakan, “Anak muda memfilmkan konten dengan latar belakang kebakaran drone, saya bertanya apa yang salah dengan nakutin mempertahankan diri,” ucapnya.
“Apakah mereka tidak tahu ini sangat berbahaya” sambungnya.
Alasan penangkapan ini didasari potensi glamorisasi serangan Ukraina di resor terbesar Russia.
Moscow bersikap tegas, agresif, dan ekstrem pada aksi sosial media yang dianggap menyoroti keberhasilan Ukraina dalam perang.
Pejabat Ukraina, Pravda Gerashchenko mengejek serangan itu sebagai spot swafoto warga Russia di depo minyak Sochi.
“Pasukan pertahanan Ukraina pasti akan berusaha menciptakan sebanyak mungkin lokasi seperti itu ” kata Pravda.
Semalam, pasukan Russia membom jembatan utama jalur logistik militer di Kherson, kota garis depan Ukraina.
Serangan udara Russia menghancurkan persimpangan jalan utama di sungai Dnipro.
Serangan itu merusak akses kota dengan lingkungan Korabel.
Putin menolak perdamaian dan terus meningkatkan serangan bom pada malam hari.
Gubernur Oleksandr menghimbau penduduk distrik untuk mengungsi karena kesulitan logistik dan insfrastruktur.
Oleksandr menulis telegram “akibat serangan udara musuh logistik rumit” serunya.
Kyiv ingin membalas serangan tersebut, dan kemudian meluncurkan drone menghancurkan depo minyak di Sochi.
Gubernur Sochi menyebut lebih dari 120 petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api, kata Veniamin Kondratyev.
Sebuah tanki besar berkapasitas 2000 meter kubik terbakar terang kantor berita Russia RIA. (*)