TOPMEDIA – Dalam dunia olahraga peran terapis sangat dibutuhkan untuk performa atlet, oleh karena itu sangat diperlukan standarisasi keberadaan terapis tersebut.
Keberadaan terapis sport menjadi peran penting menjaga dan merawat kondisi atlet tetap bugar di setiap penampilan.
Di era modern saat ini, peran terapis olahraga juga dimanfaatkan dalam hal non-olahraga juga, sehingga keberadaan mereka sangat butuh standarisasi tersebut.
Terapis membantu para pelaku olahraga itu agar terhindar dari cedera atau memulihkan kondisi usai beraktivitas. Maka wajar jika terapis olahraga juga perlu standarisasi tinggi.
Perkumpulan Terapis Olahraga Indonesia (PTOI) ada sebagai organisasi resmi yang menaungi profesi terapis olahraga.
Organisasi ini lahir dari kebutuhan akan tenaga terlatih yang memiliki kompetensi ilmiah dalam pemulihan, pencegahan cedera, serta peningkatan performa atlet.
Komitmen PTOI untuk membangun standar kompetensi terapis olahraga di Indonesia, menjadi mitra strategis organisasi olahraga dan lembaga kesehatan, dan mengedukasi masyarakat terkait terapi olahraga berbasis keilmuan.
Bersama cakupan dari pusat dan daerah yang terus berkembang PTOI menjadi pionir dalam mengukuhkan terapis olahraga sebagai profesi yang profesional, modern dan berperan penting dalam dunia olahraga nasional.
Salah satu pengurus cabangnya juga baru melantik kepengurusan baru, yakni PTOI DKI Jakarta di Hotel 101 Urban Rawamangun, Jumat (28/11/2025).
Pelantikan kepengurusan periode 2025-2029 itu dijadikan babak baru penguatan profesi terapis olahraga di Indonesia, sekaligus mempertegas kontribusi terapis olahraga dalam ekosistem pembinaan atlet, pendidikan olahraga, dan kesehatan masyarakat.
Dalam pelantikan ini dihadiri para tokoh penting dari KONI DKI Jakarta, Dispora DKI Jakarta, KICA, serta jajaran pengurus pusat PTOI.
Dukungan penuh diberikan pada pengurus baru yang banyak diisi tenaga muda, kompeten, dan memiliki semangat tinggi untuk membawa profesi terapis olah raga lebih dikenal masyarakat.
“Selamat kepada Pengurus PTOI DKI Jakarta yang telah dilantik. Kami berharap tiga pilar olahraga-prestasi, pendidikan, dan olahraga masyarakat-menjadi landasan dalam menyosialisasikan apa itu terapis olahraga dan apa yang membedakannya dengan pijat tradisional. Kami ingin semua pihak di dunia kesehatan berkolaborasi tanpa tumpang tindih. Terapis olahraga harus mampu merangkul dokter olahraga, pelatih fisik, fisioterapis, dan tenaga pendukung lainnya. Kita harus bangga menjadi bagian dari profesi ini,” ujar Ketum PTOI Pusat Chairul Umam dalam rilisnya.
PTOI Jakarta kini diketuai Firmansyah berharap kepengurusan baru dapat berkontribusi untuk kemajuan profesi terapis olahraga. Kemudian nanti mereka akan bersinergi dengan lembaga olahraga dan kesehatan.
Selain itu, PTOI Jakarta juga akan melakukan pembinaan anggota terutama evaluasi kompetensi rutin secara berkala dan juga edukasi soal terapis olahraga kepada masyarakat, lewat seminar serta workshop terbuka.
“Pelantikan ini menjadi peluang bagi sarjana dan praktisi olahraga untuk mengembangkan profesi baru yang dapat berkontribusi langsung dalam pembinaan olahraga. Kami berharap pengurus mampu mengaktualisasikan peranannya, baik dalam mendukung olahraga prestasi maupun pelayanan kepada masyarakat olahraga secara umum,” papar Firmansyah.
Bersama dengan dilantiknya pengurus baru, PTOI DKI Jakarta berharap profesi terapis olahraga semakin dikenal, dihargai, dan memiliki peran yang kuat dalam pembangunan olahraga Indonesia.
Sinergitas bersama pemerintah, organisasi olahraga, tenaga kesehatan, serta masyarakat menjadi kunci untuk menghadirkan pelayanan terapi olahraga yang aman, profesional, dan berstandar nasional. (*)



















