Scroll untuk baca artikel
TOP Legal Open House
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
TOP FIGURES

Perjalanan Fatima Bosch, Sang Miss Universe 2025 yang Menjawab Kritik dengan Prestasi

×

Perjalanan Fatima Bosch, Sang Miss Universe 2025 yang Menjawab Kritik dengan Prestasi

Sebarkan artikel ini
toplegal

TOPMEDIA – Kemeriahan ajang Miss Universe 2025 yang selalu ditunggu tiap tahun, akhirnya mengumumkan Fatima Bosch yang resmi mendapat gelar Miss Universe tahun ini. Kemenangan ini tidak hanya membawa kejayaan bagi dirinya, tapi juga menandai kembalinya Meksiko ke puncak setelah terakhir menang pada 2020 melalui Andrea Meza.

Malam final digelar di Impact Arena, Pak Kret, Thailand, disaksikan ribuan penonton langsung dan jutaan pasang mata dari layar televisi. Di babak puncak, Fatima tampil impresif dan berhasil mengungguli finalis unggulan dari Thailand, Filipina, Venezuela, hingga Pantai Gading. Sorak tepuk tangan pun pecah saat namanya diumumkan sebagai penerus Victoria Kjaer.

HALAL BERKAH

Fatima lahir pada 19 Mei 2000 di Teapa, Tabasco, sebuah daerah yang tidak banyak dikenal.  Ketertarikannya pada dunia pageant tumbuh dari lingkungan keluarga, terutama dari sang ibu, Vanessa Fernandez Balboa, yang aktif dalam kontes kecantikan tingkat negara bagian.

Baca Juga:  Aryna Sabalenka Tundukkan Elena Rybakina dalam Dua Set Langsung di Perempat Final Wuhan Open

Perjalanan profesionalnya dimulai pada 2018 ketika ia memenangkan Flor de Tabasco. Gelar itu menjadi batu pijakan yang membuka jalan hingga ke panggung Miss Universe Mexico, dan akhirnya ke tingkat dunia.

Saat disematkan mahkota Miss Universe yang mengubah hidupnya.

Identitasnya terbentuk dari Jejak Pendidikan yang Dicapainya 

Karisma Fatima tidak hanya terlihat dari penampilannya, tetapi juga dari latar pendidikannya yang internasional. Ia pernah menempuh studi di Universidad Iberoamericana, Mexico City dengan mengnambil jurusan Desain Mode. Kemudian dia juga tercatat di Nuova Accademia di Belle Arti (NABA), Milan, serta Lyndon Institute, Vermont, AS. Pengalaman belajar di tiga negara membuat gaya dan pemikirannya matang, elegan, modern, namun tetap berakar pada identitas budaya Meksiko.

Pernah Terluka di Masa Kecil

Di balik sorot kamera, Fatima menyimpan perjalanan emosional yang tidak mudah. Ia pernah mengalami bullying dan tumbuh dengan ADHD serta disleksia. Menurut Imagen Television, kondisi itu membuatnya sering dipandang sebelah mata selama masa sekolah. Dalam sebuah sesi tanya jawab final, ia menyampaikan pesan yang menyentuh,

Baca Juga:  Panpel SEA Games 2025 Diskualifikasi Atlet E-Sport Asal Tuan Rumah gegara Ini

“Ketahuilah bahwa kalian sudah cukup. Jangan takut menjadi diri sendiri. Aku ingin membawa cinta di tempat yang tak ada cinta,” urainya bijak.

Momen itu menjadi salah satu titik paling emosional malam itu yang membuatnya tampak bukan hanya cantik, tetapi juga autentik dan penuh empati.

Mendapat Hinaan yang Justru Membuatnya Bangkit 

Nama Fatima sempat jadi headline dunia setelah Presiden Miss Grand Thailand, Nawat Itsaragrisil, menyebutnya “bodoh” dalam sebuah acara publik. Pernyataan tersebut memicu gelombang kritik internasional bahkan membuat beberapa kontestan walk-out sebagai bentuk solidaritas. Namun serangan itu tidak meruntuhkannya. Justru dari situ ia tampil semakin tegas dan berani, menjadikannya simbol ketangguhan mental di tengah tekanan publik.

Baca Juga:  PSSI Rayu Klub Marselino dan Hubner agar Keduanya Bermain di Sea Games 2025

Menjadi Catatan Sejarah untuk Meksiko

Dengan segala perjuangannya, melalui beragam rintangan dan bahkan cemo’ohan yang diterimanya, payutlah bila Fatima akhirnya mendapatkan kemenangan. Pencapaiannya ini menjadi catatan sejarah bagi negaranya Mkesiko, di antaranya ia menjadi wanita pertama dari Tabasco yang meraih Miss Universe Mexico. Ia juga merupakan Miss Universe keempat dari Mexico setelah pendahulunya, Lupita Jones (1991), Ximena Navarrete (2010) dan Andrea Meza (2020).

Kini, dengan mahkota di kepala, Fatima memulai tugas globalnya untuk mengadvokasi pendidikan, kesehatan mental, dan pemberdayaan perempuan, isu yang tak hanya ia bawa di panggung, tetapi juga ia hidupi dalam perjalanan pribadi. (*)

TEMANISHA.COM