TOPMEDIA – Pembiayaan ultramikro dinilai sebagai instrumen strategis dalam menekan angka kemiskinan di Indonesia. Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, menyatakan bahwa kredit ultramikro sangat penting untuk menjangkau kelompok ekonomi bawah yang belum memiliki akses ke layanan perbankan.
Menurutnya, pembiayaan ini tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi juga berperan dalam mendidik masyarakat agar lebih mampu mengelola keuangan secara mandiri.
Eko menambahkan bahwa meski plafon kredit ultramikro disesuaikan dengan kemampuan bayar peminjam, dukungan kebijakan makro dari pemerintah tetap diperlukan agar skema ini bisa menjangkau lebih luas.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pembiayaan dan edukasi keuangan untuk mendorong pertumbuhan usaha mikro secara berkelanjutan.
Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI), Sunarsip, turut menyoroti bahwa pembiayaan ultramikro mengisi ceruk ekonomi yang selama ini tidak tersentuh oleh sistem perbankan konvensional.
Ceruk tersebut kerap diisi oleh rentenir yang justru memberikan dampak negatif bagi masyarakat miskin. Ia menilai model bisnis seperti yang dijalankan oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM) memiliki misi pemberdayaan yang kuat dan terbukti mampu mengangkat status ekonomi keluarga prasejahtera.
Sunarsip juga mendorong agar lembaga pembiayaan ultramikro memiliki skala usaha yang lebih besar agar dampaknya semakin luas. “Perannya harus dipertahankan, tapi ukuran pembiayaannya perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Pembiayaan ultramikro (UMi) merupakan salah satu instrumen strategis pemerintah dalam membuka akses permodalan bagi pelaku usaha kecil yang belum terlayani oleh perbankan formal.
Berdasarkan data dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) di bawah Kementerian Keuangan, hingga akhir Semester I 2025, pemerintah Indonesia telah menyalurkan pembiayaan ultramikro sebesar Rp 3,97 triliun kepada 745.653 pelaku usaha. Sejak program dimulai pada 2017, total akumulasi pembiayaan mencapai Rp 50,4 triliun untuk 12,5 juta debitur. (*)



















