Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
ENTREPRENEURSHIP

Pelaku Usaha Konveksi di Surabaya Bertahan di Tengah Gempuran Produk Impor dan Efisiensi Anggaran

18
×

Pelaku Usaha Konveksi di Surabaya Bertahan di Tengah Gempuran Produk Impor dan Efisiensi Anggaran

Sebarkan artikel ini
Salah satu usaha konveksi di Surabaya. (Foto: Istimewa)
toplegal

TOPMEDIA – Pelaku usaha konveksi di Surabaya saat ini sedang berjuang menghadapi tantangan berat. Dua faktor utama yakni serbuan produk impor yang membanjiri pasar dan kebijakan efisiensi anggaran di berbagai sektor telah menyebabkan penurunan drastis pada jumlah pesanan. Hal ini membuat banyak pengusaha harus memutar otak agar bisnis mereka tetap bertahan.

Mustika Wulandari, seorang pelaku usaha konveksi di Surabaya, mengungkapkan bahwa pesanan yang masuk kini didominasi oleh kaos dan jersey dengan desain sablon.

TOP LEGAL PRO

Ia mengakui bahwa segmen pasar ini berbeda dengan produk impor yang lebih fokus pada fesyen dan model yang stylish.

“Pesanan sekarang lebih banyak ke apparel kaos, belum ke segmen impor yang lebih fokus ke fashion dan stylish,” jelas Mustika.

Baca Juga:  Menghidupkan Warisan Lewat Batik: Kisah Anjani Sekar Arum dari Desa Sejahtera Astra Bumiaji

Fokus produk konveksi lokal saat ini lebih banyak menyasar pesanan dari instansi dan sekolah, terutama untuk seragam olahraga dan perlengkapan lainnya. Namun, sektor ini pun tak luput dari dampak kebijakan efisiensi anggaran.

Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan oleh berbagai instansi juga turut memukul industri konveksi. Mustika menjelaskan bahwa proses pencairan dana untuk pesanan seragam dinas, misalnya, bisa memakan waktu hingga dua bulan.

“Contohnya pemesanan baju seragam dinas. Proses pencairannya bisa dua bulan lagi, jadi anggaran benar-benar harus ada dulu baru pesan. Kalau tidak, bisa nunggak, dan itu nanti diproses di e-katalog,” ungkapnya.

Kondisi ini diperparah dengan sepinya pesanan dari sektor perhotelan. Mustika mencatat bahwa tren pembelian seragam di sektor ini juga sedang tidak stabil. Penurunan jumlah pesanan secara keseluruhan mencapai 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga:  Meski Ada Penolakan Normalisasi Sungai Kalianak Berlanjut

Meskipun menghadapi tantangan yang signifikan, pelaku usaha konveksi di Surabaya tidak kehilangan harapan. Meskipun pesanan untuk bulan Agustus sudah mulai menunjukkan tanda-tanda peningkatan, terutama untuk jersey dan tumbler, para pengusaha berharap kondisi ini akan segera membaik.

Mustika dan pelaku usaha lainnya optimis bahwa industri konveksi di Surabaya bisa kembali bangkit. “Perkiraan bisa kembali bangkit lagi tahun depan,” pungkasnya. Mereka berharap pada tahun depan, situasi ekonomi dan daya beli masyarakat akan pulih sehingga pesanan kembali stabil seperti sedia kala. (*)

TEMANISHA.COM