TOPMEDIA-Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program Gerakan Nasional Membersihkan Pasar Nusantara (Gernas Mapan).
Inisiatif ini dirancang untuk meningkatkan kebersihan pasar tradisional di berbagai daerah di Indonesia.
Kampanye Gernas Mapan kali ini difokuskan kepada para pedagang Pasar Sememi, Jalan Bandarejo No.1, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Surabaya, pada Kamis (13/10/2025).
Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Budi Santoso, menjelaskan bahwa Gernas Mapan merupakan bentuk kolaborasi antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH).
“Program ini sejalan dengan upaya pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas sampah. Salah satu fokusnya adalah membersihkan pasar rakyat atau pasar tradisional,” ujar Mendag Budi saat menghadiri kegiatan Gernas Mapan di Pasar Sememi.
Ia menambahkan bahwa Gernas Mapan tidak hanya menyoroti kebersihan, tetapi juga pengelolaan ekosistem sampah di lingkungan pasar.
“Di Pasar Sememi sudah tersedia waste station, sehingga alur pengelolaan sampah lebih jelas, mulai dari pemilahan hingga proses pengolahan. Kini tinggal bagaimana para pedagang dapat mengumpulkan dan menjaga kebersihan sampah dengan baik,” jelasnya.
Mendag menekankan bahwa pasar tradisional yang bersih akan meningkatkan kenyamanan pedagang maupun pengunjung. “Jika pasar bersih, pedagang merasa nyaman, sehat, dan pasar tidak berbau. Pengunjung pun betah karena lingkungannya rapi dan aman,” tuturnya.
Selain kebersihan, Gernas Mapan juga menjadi momentum untuk mendorong transformasi digital di pasar tradisional. Para pedagang Pasar Sememi turut mendapat pelatihan penggunaan QRIS untuk mendukung transaksi nontunai.
“Kami mengajarkan pedagang melayani pembayaran menggunakan QRIS. Saat ini banyak masyarakat berbelanja secara digital tanpa membawa uang tunai, cukup menggunakan ponsel,” kata Mendag Budi.
Ia menambahkan bahwa pemerintah akan mendorong pasar tradisional lain untuk menyesuaikan diri dengan tren penjualan digital. “Banyak pasar rakyat yang telah kami bina tetap beroperasi secara fisik, tetapi transaksi berlangsung secara online. Konsep yang kami dorong adalah omnichannel, yakni menggabungkan penjualan langsung dan daring,” jelasnya.
Plt Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 KLH/BPLH, Hanifa Dwi Nirwana, menilai Gernas Mapan sebagai langkah strategis dalam mempercepat penanganan sampah nasional.
“Ini langkah yang sangat baik. Program ini menjadi bagian penting dalam percepatan penanganan sampah di Indonesia yang ditargetkan selesai 100 persen pada 2029 sesuai RPJMN,” ujar Hanifa.
Ia menegaskan bahwa aksi kecil yang dilakukan bersama akan menghasilkan dampak besar bagi lingkungan. “Gerakan kecil yang dilakukan serempak dapat membawa perubahan besar. InsyaAllah, Indonesia bersih dapat terwujud dalam waktu yang tidak lama,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Dedik Irianto, mengatakan bahwa Pasar Sememi telah memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik melalui keberadaan waste station dan bank sampah.
“Hal yang menarik dari Pasar Sememi adalah adanya rekosistem. Sampah yang dikelola melalui rekosistem dapat mengurangi volume sampah ke TPA Benowo hingga 1,7 sampai 1,8 ton per bulan,” kata Dedik.
Ia menambahkan bahwa rekosistem tidak hanya diterapkan di pasar, tetapi juga di beberapa kawasan perumahan dan ruang publik di Surabaya. “Di Surabaya ada lima titik rekosistem, termasuk di kawasan MERR dan perumahan,” pungkasnya.



















