TOPMEDIA – Ada sebuah pemandangan lain yang muncul di tengah ramainya demonstrasi massa terhadap sikap DPR Ri dan tragedi driver ojek online yang meninggal dilindas mobil rantis Brimob. Media sosial kembali menyorot munculnya kode 1312 setelah tragedi unjuk rasa yang menimpa seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan. Kemarahan publik ditumpahkan menggunakan kode 1312 sebagai bentuk protes.
Apa Arti Kode 1312?
Kode 1312 adalah sandi dari kata ACAB, singkatan bahasa Inggris ‘All Cops Are B**tards’, yang diterjemahkan menjadi ‘Semua polisi adalah baj**gan’. Jika diurai, huruf-huruf ACAB diganti dengan nomor urutan abjad:
A = 1
C = 3
A = 1
B = 2
Muasal kode 1312 memiliki arti sama dengan A.C.A.B.
Istilah ini banyak digunakan dan muncul dalam art pop, grafiti, tato, dan segala perlawanan atas kinerja kepolisian.
Istilah ACAB ada sejak lama. Berawal dari Inggris di awal Abad ke-20, dengan kalimat orisinil “All Coppers Are Bastar*d*”, digunakan oleh para pekerja yang melakukan pemogokan sebagai bentuk perlawanan terhadap polisi yang dianggap represif.
Seiring waktu, slogan ini semakin populer, masuk ke dalam budaya pop seperti musik punk hingga film. Band punk asal Inggris, The 4-Skins, merilis single berjudul ‘ACAB’ pada 1982, yang membuat istilah ini makin dikenal luas di berbagai negara.
Di Tanah Air, slogan ACAB bermunculan saat Reformasi 1998, terutama dalam demonstrasi massa. Pasca tragedi Kanjuruhan pada 2022, dimana ratusan orang meninggal dunia akibat gas air mata yang ditembakkan polisi di stadion, istilah ini kembali marak. Saat itu, coretan 1312 dan ACAB juga menjadi simbol perlawanan dari para suporter.
Kini, setelah kasus meninggalnya Affan Kurniawan pada demo 28 Agustus 2025, kode 1312 kembali digaungkan oleh masyarakat sebagai bentuk kekecewaan terhadap aparat. Unggahan dengan kode tersebut ramai tersebar di Instagram hingga X, menandakan protes publik.