TOP MEDIA – 1 Agustus meskipun bukan dalam kalender nasional, tanggal awal bulan kemerdekaan ini dikenal sebagai hari kawan perempuan atau hari “Girlfriend Day”.
Di luar negeri atau sebutan asing mengatakan bahwa makna Girlfriend Day bukan hubungan kekasih atau pasangan yang sedang berpacaran.
Namun, hari Girlfriend Day dimaknai sebagai hari pertemanan kepada kaum hawa ini. Hubungan pertemanan antara teman dengan teman sesama perempuan.
Kata lainnya sebagai woman support woman. Sebuah hubungan tulus pertemanan sesama perempuan, yang akan kita soroti.
Tidak diketahui siapa yang mencetuskan tanggal 1 Agustus sebagai hari pertemanan perempuan itu. Diawali sebagai ketulusan pertemanan dan bentuk apresiasi ikatan persahabatan dan lain-lain.
Mistress Susan (2024), ditengarai sebagai pencetus budaya ini. Susan pada tahun 2024 memberi penghormatan untuk teman perempuannya, sebagai budaya yang marak di Amerika.
Sebelum Mistress Susan mempopulerkan Girlfriend Day pada 2004, terdapat banyak gerakan di Negeri Paman Sam itu.
Edinburgh Seven, sebuah komunitas atau circle cewek-cewek yang berjuang guna menjadi wanita pertama yang bisa bersekolah kedokteran di Inggris era 1860-an.
Uniknya, sekolah kedokteran itu melarang mereka menjadi dokter setelah lulus.
Dengan latar tersebut, mereka mendorong hak perempuan dalam agenda nasional yang dipayungi Undang-Undang pada 1876.
Dengan lahirnya UU tersebut, memungkinkan di masa depan akan lahir dokter-dokter wanita yang telah diperjuangkan sebelumnya.
Di tahun yang sama, Susan B Anthony dan Elizabeth Cady membangun pertemanan yang akrab hingga keduanya menjadi sahabat karib yang revolusioner.
Kedua sahabat ini pendiri sebuah gerakan sekaligus menjadi pelopor yang mendorong hak pilih perempuan kulit putih disana.
Keduanya bertemu di tahun 1851 dan kemudian di tahun 1869, mereka mendirikan Asosiasi Hak Pilih Wanita Nasional.
Dari sini, embrio saling support sesama perempuan bermunculan dan per hari ini kita kenal sebagai Girlfriend day.
BAGAIMANA INDONESIA MEMAKNAI HARI GIRLFRIEND DAY
Mbak Tutut atau mbak Siti Hardijanti Hastuti Rukmana, saat beliau menjabat Menteri Sosial Republik Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII medio 1998.
Ada program bernama hari kesetiakawanan Nasional. Secara harafiah memang ini tidak secara spesifik pada pertemanan secara gender seperti Mistress Susan dll.
Namun, secara sosial, gambaran kesetiakawanan atau setia kawan itu dikemas dalam sebuah ikrar untuk tetap membangun ikatan pertemanan baik lelaki maupun perempuan.
Dengan segala latar sosial, kesamaan sosial dan persoalannya, setia kawan yang dicanangkan mbak Tutut bisa jadi menjadi sebuah orisinalitas karya bangsa yang bisa dilestarikan.
Ini tentu menjadi konteks yang berbeda antara Girlfriend Day dan kesetiakawanan Nasional yang dimaksud diatas, namun value dari spirit itu sama, persahabatan. (*)