TOPMEDIA – Penggalan lirik lagu “Imagine” milik musisi legendaris John Lennon menggema di Sidang Tahunan MPR 2025 yang digelar di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Uniknya, lagu yang dikenal sebagai seruan perdamaian dunia ini dibawakan oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani, dalam konteks yang berbeda.
Putri Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, ini menggunakan lirik tersebut untuk menyuarakan kesetaraan gender dan peran perempuan dalam membangun bangsa.
Dalam sambutannya, Puan Maharani menekankan pentingnya kolaborasi antara laki-laki dan perempuan untuk memajukan bangsa.
“Ya bagaimana perempuan dan laki-laki bisa bersama-sama dalam membangun bangsa dan negara,” ujarnya seperti dikutip dari detikNews.
Puan menilai, kesempatan dan keadilan harus diberikan secara setara kepada perempuan dan laki-laki, bukan sekadar sebagai afirmasi.
Menurutnya, hal ini adalah keharusan dalam membangun peradaban. Ia kemudian mengutip lirik lagu “Imagine”:
“Laki-laki dan perempuan hidup di dunia yang sama, memikul tanggung jawab yang sama untuk membangun peradaban dunia. Seperti syair lagu yang pernah sangat populer,” kata Puan.
Ia lalu menyanyikan penggalan lirik ikonik, “Imagine all the people, sharing all the world, you may say I’m a dreamer, but I’m not the only one. I hope someday you’ll join us and the world will live as one,” untuk menguatkan pesannya.
Dalam konteks aslinya, lirik “Imagine” memang dikenal sebagai ajakan untuk membayangkan dunia tanpa sekat negara, agama, atau kepemilikan, yang pada akhirnya akan menciptakan perdamaian.
Lennon menggambarkan dirinya sebagai seorang “pemimpi” namun tidak sendirian. Ia berharap suatu saat semua orang akan bergabung dalam kesatuan.
Interpretasi umum menyebutkan bahwa “the world will live as one” dalam lagu ini merujuk pada kesatuan yang dipimpin oleh Tuhan, bukan manusia.
Dengan demikian, penggunaan lirik “Imagine” oleh Puan Maharani untuk menggarisbawahi peran perempuan dalam kepemimpinan dan pembangunan bangsa adalah sebuah penafsiran baru yang menarik.
Hal ini menunjukkan bahwa sebuah karya seni, termasuk lagu, dapat memiliki makna yang fleksibel dan multi-tafsir, disesuaikan dengan konteks dan pesan yang ingin disampaikan oleh pembawanya.
Pernyataan Puan Maharani, yang mengaitkan lagu perdamaian dunia dengan perjuangan kesetaraan gender di Indonesia, menjadi bukti bahwa lirik klasik John Lennon ini tetap relevan dan mampu menginspirasi dalam berbagai perspektif. (*)
