TOPMEDIA – Ada berapa banyak negara mengklaim sistem pendidikan mereka sebagai nomer satu dalam metode pengembangan di level benua hingga dunia.
Kita coba bedah dari level Asean terlebih dahulu sebelum menuju ke Asia raya, apa dan bagaimana tolok ukur, parameter dan indikator sebuah bangsa diakui sistem pendidikannya.
Singapura banyak diakui sebagai salah satu yang terbaik di Asia, bahkan dunia. Kualitas pendidikan di Singapura terlihat di berbagai jenjang mulai dari dasar hingga universitas, dan ini apakah termasuk dalam fasilitas hingga diakui demikian.
Singapura memakai standar dari sistem perguruan tinggi mereka. Kemajuan paling terlihat ada di jenjang universitas. Tercatat, kampus-kampus di Singapura mejeng di peringkat perguruan tinggi terbaik di dunia.
Dalam Times Higher Education (THE) World University Rankings (WUR) 2025, National University of Singapore (Singapore) masuk top 17 kampus terbaik di dunia. Kemudian dalam Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR) edisi 2026, National University of Singapore (NUS) masuk top 8 kampus terbaik di dunia.
Sistem ini mengantar Singapura menjadi yang nomer satu, diikuti oleh China, Jepang, dan Korea Selatan.
Lantas bagaimana Singapura bisa seperti itu ?
Mengutip SIS Schools, pendidikan di Singapura pernah mengalami kesulitan pada awal merdeka tahun 1965. Singapura mengalami paceklik sumber daya manusia dan sulit mempersiapkan generasi muda yang bisa bekerja dengan layak dan membangun sosial yang efektif.
Seiring waktu, pendidikan Singapura berevolusi dengan pola :
1. Pendidikan Dikelola oleh Orang-orang Ahli dan Berintegritas
Sistem pendidikan di Singapura menerapkan meritokrasi. Artinya, Pendidikan ini oleh orang-orang yang memiliki kemampuan teruji di bidang terkait.
Dengan menggunakan expert di bidang pendidikan, timbul prinsip dasar sistem pendidikan di Singapura yang mengedepankan ketelitian, daya saing, dan ujian nasional yang selektif.
Di Singapura, siswa mengikuti ujian nasional di kelas 6, 10, dan 12, lalu dilakukan pemeringkatan dan disortir sebayanya.
Pengelolaan oleh orang-orang yang ahli dan berintegritas ini membuat kebijakan yang muncul bisa strategis dan berkelanjutan.
Singapura mampu membangun kerja sama antarlembaga untuk memperkuat pondasi di sekolah-sekolah hingga tingkat universitas.
Pola ini pada akhirnya melahirkan guru-guru yang ahli serta generasi yang cakap di bidangnya. Hasil dari ini, kemudian ditujukan untuk mengabdi memajukan negara Singapura, di berbagai sektor.
2. Tidak Mudah Mengubah Kebijakan dan Kurikulum
Ini yang banyak digunjingkan banyak pihak terkait sistem kurikulum di Indonesia yang berubah-ubah setiap pemerintahan baru berkuasa. Penerapan sistem pendidikan di Singapura bisa terus berkembang karena komitmen pada kebijakan pemerintahnya.
Para pemangku kebijakan di Singapura setia terhadap implementasi pendidikan yang efektif untuk kemajuan pendidikan. Mereka membuat sistem jangka panjang guna mencapai kematangan, dan memperkuat sistem itu sendiri.
Hal yang paling mencolok, setiap pergantian menteri pendidikan, mereka tidak mengubah kebijakan sebelumnya. Pejabat baru hanya melakukan perubahan kecil, mereka menggunakan pengalaman sebelumnya dan terus melanjutkan sistem yang ada.
3. Negara Sangat Memperhatikan Guru dan Tenaga Pendidik
Ini menjadi faktor terpenting. Singapura meletakkan perhatian yang baik untuk tenaga pengajar. Sistem akan menyeleksi, mempersiapkan, dan memberi insentif guru yang sesuai.
Dengan sendirinya, guru terlatih dan kemampuan kepemimpinan akan dibangun dan terbangun. Kualitas guru menjadi salah satu kunci dalam sistem pendidikan di Singapura.
Pemerintah turut mendorong pembinaan guru, sehingga bakat di luar akademik, sangat diapresiasi oleh pemerintah.
Pendidik dan cendekiawan asal Finlandia, Dr Pasi Sahlberg, mengatakan Singapura memiliki rencana dan strategi sistematis, termasuk dalam pendidikan. Di Singapura, bahkan pendidik dan sekolah diberi fleksibilitas dalam membuat keputusan pengajaran.
Menurutnya, ini penting mengingat situasi di kenyataan sering kali tidak pasti. Sehingga melalui sistem pendidikan, sistem memiliki kemampuan untuk adaptasi.
“Kita perlu mempercayai para pendidik kita dan bersikap fleksibel dengan memberikan kesempatan kepada sekolah untuk membuat keputusan tertentu yang lebih sesuai dengan sistem mereka, dalam situasi yang tidak pasti di masa mendatang,” kata Dr Sahlberg, dilansir dari ABC News.
4. Kurikulum Dipelajari dari Masa Lalu untuk Tujuan Masa Depan
Singapura mendirikan pondasi pendidikan dari jaman kolonial Inggris. Mereka mempelajari peninggalan Inggris sebagai pendekatan di bidang pendidikan.
Salah satunya, kurikulum yang disesuaikan berdasarkan kualifikasi siswa. Pendekatan ini memunculkan sistem beasiswa nasional yang memungkinkan siswa terbaik menempuh pendidikan di kampus terbaik dunia.
Setelah mereka mengenyam pendidikan beasiswa, mereka akan pulang ke Singapura untuk membantu di sektor publik minimal dua tahun untuk setiap satu tahun masa studi.
Sistem pendidikan juga mengadopsi dwibahasa dengan bahasa Inggris (selain bahasa ibu Mandarin, Melayu, atau Tamil), hingga fokusnya pada sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM), demikian dilansir dari World Economic Forum (WEF).
Bersama semua pondasi itulah pejabat dan warga negara mereka menjelma menjadi pendidikan terbaik di Asia dan dunia. (*)